Ekonomi & Pariwisata
Rhenald Kasali Ingatkan Bahaya 'Pump and dump' Investasi Kripto yang Digandrungi Milenial
Jakarta, Balinesia.id - Akademisi dan praktisi bisnis Prof. Rhenald Kasali memperingatkan salah satu strategi dalam penipuan di investasi kripto adalah pump and dump yakni strategi menaikkan harga suatu aset kripto tertentu dengan menumbuhkan sentimen yang tidak berdasar.
Menurut Rhenald Kasali, strategi pump and dump dalam dunia investasi kripto yang digandrungi banyak orang, termasuk anak muda ini, sejatinya memiliki informasi menyesatkan.
Dijelaskan, salah satu strategi dalam penipuan di investasi kripto adalah pump and dump, yakni strategi menaikkan harga suatu aset kripto tertentu dengan menumbuhkan sentimen yang tidak berdasar sehingga nantinya para investor yang sudah terlanjur masuk harus merasakan kerugian ketika harga aset merosot.
- Telkomsel Hadirkan Hyper 5G di MotoGP Mandalika, Perkuat Ekosistem Ekonomi Digital Nasional
- Presiden Jokowi Cabut Subsidi Minyak Goreng Kemasan, Jaga Keseimbangan Kepentingan Masyarakat dan Industri
- KPPU Ungkap Perilaku Persaingan Tidak Sehat Antarpelaku Minyak Goreng di Tiga Provinsi
“Mereka (pelaku) akan sepakat untuk mulai menyebarkan suatu informasi, informasi itu tujuannya adalah untuk mendorong agar harga koin naik, dan biasanya ini adalah koin-koin yang tidak dikenal,” papar Rhenald Kasali sebagaimana dikutip dari video yang diunggah kanal YouTube-nya, Senin, 21 Maret 2022.
Para pelaku diuntungkan melalui langkah terkoordinasi untuk memanipulasi opini dan pikiran para korban sebelum harga mengalami kejatuhan.
Lanjut Rhenald Kasali, strategi pump and dump ini, mengandalkan informasi yang menyesatkan dengan iming-iming keuntungan yang tidak disadari oleh kaum muda.
- Mendag Akui Kebijakan Stabilkan Harga Migor Belum Bisa Atasi Kelangkaan
- Mendag adalah Sosok Berpengalaman dan Paham Permainan Tata Niaga Komoditas
- Konvensi Minamata soal Merkuri 2022, Gubernur Bali Ungkap Pentingnya Kearifan Lokal
Mereka memanfaatkan keawaman para investor muda kebanyakannya menggunakan grup-grup di media sosial untuk menjaring para korban. Di dalam grup-grup itulah berbagai opini yang menyesatkan disebarluaskan.
Jadi, mereka yang terlibat bisa membuat harga koin menjadi naik ke atas, dan mereka mengirim sinyal tanda awal dengan tujuan apa?.
"Dengan tujuan untuk menarik mereka yang berada di luar grup dan untuk itulah mereka sudah menciptakan siapa-siapa orang yang akan dipancing untuk menyebarkan opini-opini,” ungkap Rhenald Kasali.
Meskipun saat ini sudah terkuak soal penipuan crazy rich dalam kaitannya dengan binary option, masih ada bahaya yang mengintai dari dunia keuangan digital, yaitu penipuan dalam investasi kripto.
Per Februari 2021, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat ada lebih dari 11 juta orang di Indonesia yang menjadi investor kripto.
Saat ini, banyak anak muda yang mengalami fear of missing out (FOMO) dan ikut-ikutan dalam investasi kripto tanpa memahami risikonya dengan baik.
“Sama seperti Anda ikut TikTok, Instagram, atau Anda membeli sesuatu yang tidak Anda butuhkan, tetapi kiri-kanan Anda membeli dan Anda ikut-ikutan membeli,” sambungnya.
Anak muda yang mengalami FOMO akan investasi kripto dapat terjerumus dalam suatu bahaya. Pasalnya, dunia digital yang begitu besar memungkinkan terlaksananya tindakan terkoordinasi yang tidak diketahui publik dan bersifat ilegal, termasuk tindak penipuan.
Rhenald Kasali mengingatkan agar masyarakat selalu waspada dalam berinvestasi di cryptocurrency. Maraknya penipuan yang didorong oleh perkembangan digital saat ini pun menjadi pertanda bahwa dalam berinvestasi di instrumen apapun, edukasi harus menjadi bekal yang diprioritaskan. ***
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 22 Mar 2022