Baliview
Yayasan Puri Kauhan Ubud Seminarkan Empat Kertas Akademik untuk Aksi Penyelamatan Air
Bangli, Balinesia.id – Yayasan Puri Kauhan Ubud menyeminarkan empat kertas akademik untuk aksi penyelamatan air Bali. Seminar Nasional “Toya Uriping Bhuwana, Usadhaning Sangaskara: Air Sumber Kehidupan, Penyembuh Peradaban” yang dibuka langsung Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas itu digelar secara luring-daring dari Museum Gunung Api Batur, Selasa, 23 Februari 2022.
Empat kertas akademik yang diseminarkan adalah hasil dari riset dan focus group discussion di tiga perguruan tinggi dan satu lingkar studi, yaitu UHN I Gusti Bagus Sugriwa, STAHN Mpu Kuturan, Singaraja, UNHI Denpasar, dan Lingkar Studi Batur. Keempat kertas akademik itu pun menampilkan tradisi-tradisi dan kebudayaan air dari berbagai perspektif, termasuk rekomendasi penyelematannya hari ini.
Baca Juga:
- https://balinesia.id/read/presiden-jokowi-sebut-rp-186-64-triliun-dialokasikan-bagi-perlindungan-sosial
- https://balinesia.id/read/bank-indoensia-januari-2022-penyaluran-kredit-capai-rp-5-700-0-triliun
- https://balinesia.id/read/jadi-integrator-ekosistem-kendaraan-listrik-electrum-perkuat-sinergi-gojek-toba-toba-dan-bumn
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi seminar yang diselenggarakan untuk memacu aksi-aksi pemuliaan air ini. Tema yang diangkat dinilai sangat relevan di tengah banyaknya bencana kerusakan lingkungan yang terjadi hari ini. “Upaya-upaya pelestarian, pembersihan, dan pensucian air, akan menyembuhkan peradaban dari penyakit, bencana, dan perilaku manusia yang tidak baik. Air yang bersih dan suci menjadi simbol keharmonisan alam atau jagat kerti,” katanya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, AAGN Ari Dwipayana, menyampaikan ada tiga ranah penting dalam pemuliaan air atau Tri Semaya Pemuliaan Air. Pertama, yaitu ranah kebijakan dan implementasi kebijakan. Kedua, di lingkup komunitas di mana perlindungan dan pelestarian air harus melibatkan akar rumput, desa adat, subak, dadia, banjar. “Ketiga, adalah ranah edukasi untuk membangun kesadaran,” katanya yang juga Koordinator Staf Khusus Presiden RI ini.
Pemuliaan air sebagai dari transfer values dan transfer local wisdom melalui pendidikan dinilai sangat penting dilakukan. Pendidikan pemuliaan air ini bisa dilakukan melalui jalur pendidikan formal maupun pendidikan di tingkat keluarga maupun komunitas.
Baca Juga:
- https://balinesia.id/read/transformasi-himpunan-bank-milik-negara-himbara-dongkrak-kinerja-pemulihan-ekonomi-nasional
- https://balinesia.id/read/satgas-covid-704-pasien-dinyatakan-sembuh-di-kota-denpasar
- https://balinesia.id/read/satgas-covid-704-pasien-dinyatakan-sembuh-di-kota-denpasar
Ia turut mengajak semua pihak untuk menjadikan kegiatan ini sebagai pembuka jalan bagi bangkitnya gerakan kesadaran melalui penataan ekosistem secara holistik, terintegrasi yang dipusatkan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Oos. “Harapannya, upaya ini dapat menjadi role model penataan ekosistem sungai berbasis kearifan lokal dan budaya Bali. Penataan yang menempatkan segara-wukir, laut dan gunung sebagai kesatuan yang tak terpisahkan,” kata dia.
Sejalan dengan hal tersebut, Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta, mengajak semua pihak untuk terus-menerus mencari dan menemukan jalan keluar dari labirin ketidakharmonisan relasi manusia dengan lingkungan, termasuk untuk mengatasi persoalan ketersediaan air bersih di Bali. jpd