Ekonomi & Pariwisata
Wujudkan Inklusi Keuangan dengan Kemitraan, KlikA2 Perluas Jangkauan Pembiayaan ke Sektor UMKM
Jakarta, Balinesia.id – Membangun inklusi keuangan dengan semangat kemitraan KlikACC kini berganti nama menjadi KlikA2C yang memfokuskan untuk memperluas jangkauan pembiayaan ke sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Perubahan nama KlikACC nama menjadi KlikA2C juga bagian dari upaya memperkokoh komitmennya dalam meningkatkan pembiayaan ke sektor produktif UMKM.
Perubahan nama ini sesuai filosofi KlikA2C yakni hanya tinggal ‘klik untuk memperoleh access to credit’, sehingga memperluas jangkauan perusahaan untuk memberikan akses kredit produktif UMKM.
- Hutanada Tahun Kedua, Banyuwangi Jadi Saksi Kebersamaan Antar-Komunitas di Surabaya
- Lombok Tengah Miliki Potensi Energi Surya Cukup Besar
- Lanskap Budaya Bali Masuk Daftar 30 Situs Warisan Dunia UNESCO Terpopuler
Chief Executive Officer (CEO) KlikA2C Djoemingin Budiono mengatakan KlikA2C terus berkomitmen menghadirkan pembiayaan berbasis fintech P2P lending kepada sektor produktif UMKM di tengah terpaan pandemi Covid.
Diungkapkapkan, fokus KlikA2C yakni untuk memperluas jangkauan pembiayaan ke UMKM, dimana 60% penduduk Indonesia belum memiliki akses keuangan. KlikA2C merangkul mitra dari berbagai sektor bidang usaha untuk bersama memajukan akses keuangan para pelaku UMKM.
"Kami percaya bahwa inklusi keuangan dapat dibangun dengan semangat kemitraan,” kata Djoemingin Budiono saat konferensi pers rebranding KlikACC menjadi KlikA2C di Jakarta, Selasa (23/11/2021).
Pembiayaan difokuskan kepada sektor produktif UMKM termasuk petani, yang mampu membukukan peningkatan pencairan pinjaman sebesar 8 kali lipat sepanjang 2 tahun terakhir yakni dari periode JanuariSeptember 2019 hingga Januari-September 2021 dengan kualitas kredit yang terjaga yakni TKB 90 mencapai 99,54%.
Total penyaluran pinjaman sejak berdirinya perusahaan sebesar Rp 529,87 miliar kepada total 3.014 peminjam atau borrower dan outstanding pinjaman Rp86,65 miliar.
KlikA2C memfokuskan pendanaan produktif untuk sektor otomotif, Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk petani, invoice financing, dan employee loan.
- GIIAS 2021, Daihatsu All New Xenia Dibandrol hingga Rp243 Juta
- Terancam Didepak dari BEI, Manajemen Sritek Fokus Rampungkan Proses PKPU secepat Mungkin
- Catatan Defiyan Cori: Kebijakan Transisi Energi Membutuhkan Kepastian Peta Jalan
Ditegaskan, capaian positif ini menghantarkan perusahaan untuk berhasil membukukan pertumbuhan bisnis yang positif, yakni rata-rata pertumbuhan setiap kuartal sebesar 11% selama 10 kuartal terakhir (quarterly CAGR 11%).
Kami bersyukur perusahaan semakin tumbuh positif di tengah tantangan pandemi Covid-19, hal ini didukung fokus #KlikA2CHadirBersamaUMKM,” ujar Djoe.
Lonjakan penyaluran pembiayaan ini didukung oleh pinjaman modal kerja ke pemilik showroom mobil bekas yang naik lebih dari 15 kali lipat, dan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke petani yang naik lebih dari 4 kali lipat.
Kondisi ini menunjukkan komitmen yang konsisten dari KlikA2C kepada sektor UMKM dan yang belum terakses lembaga keuangan khususnya perbankan. Bank Indonesia (BI) mencatat sebanyak 91,3 juta masyarakat masih belum tersentuh layanan finansial atau perbankan (unbankable).
Pada kesempatan sama, Chief Operation Officer KlikA2C Bong Elysabet mengatakan perubahan nama ini merupakan momentum perusahaan menuju pencapaian selanjutnya. KlikA2C menerapkan model bisnis dan tata kelola usaha yang sehat, terjaga dan memberikan manfaat bagi pihak borrower maupun lender dengan plafon pinjaman yang mencapai hingga Rp 2 miliar.
Pihaknya menargetkan KlikA2C terus mempertahankan pertumbuhan yang solid dengan terus menjaga kualitas kredit. Dikesempatan ini, KlikA2C juga memperkenalkan aplikasi maupun website dengan tampilan yang baru.
Website dapat diakses di www.klika2c.co.id. Besar harapannya bahwa penyempurnaan identitas KlikA2C ini akan menjadi turning point bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan di masa yang akan datang.
"Trmasuk tantangan untuk turut memajukan industri fintech P2P lending di Tanah Air agar peningkatan inklusi keuangan masyarakat tercapai,” ujar Ely.
Ruda Mimbi pengguna KlikA2C dari showroom Mimbi Cars yang berada di Bursa Mobil di Selatan Jakarta mengatakan sejak bergabung dengan KlikA2C, dirinya menikmati banyak kemudahan, usaha semakin berkembang dan yang lebih penting, merasa aman dan nyaman.
“Proses pembiayaannya mudah, cepat, jadi kami leluasa untuk mengembangkan usaha karena merasa didukung penuh oleh KlikA2C,” ujar Ruda.
Demikian juga, Aziz, salah satu pengguna KlikA2C yang merupakan petani tembakau dari lereng gunung Perahu Jawa Tengah mengatakan, bahwa karena musim tembakau telah selesai, kini ia menanami lahannya dengan jagung agar tetap produktif.
“KlikA2C sangat banyak membantu saya dalam pengajuan proses KUR dan cepat dalam mendapatkan modal untuk membeli bibit. Syarat-syaratnya pun sangat mudah, bisa dikirim melalui platform online. Staff KlikA2C juga ramah dan sangat sabar dalam menjelaskan,” ungkapnya.
Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah mengatakan dari sisi industri Fintech Peer to Peer Lending, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, outstanding pinjaman fintech P2P lending mencapai Rp 27,48 triliun pada September 2021.
Nilai tersebut naik 5,3% dibandingkan pada bulan sebelumnya yang sebesar Rp 26,09 triliun. TKB industri tercatat sebesar 98,10%.
Dari sisi akumulasi penyaluran pinjaman hingga September 2021 mencapai Rp 262,9 triliun atau meningkat 64% dari periode Januari 2021 sebesar Rp 159,5 triliun. Adapun dari total dana tersebut, sebanyak 58,64% tersalurkan untuk pembiayaan sektor produktif.
“Industri fintech lending bertumbuh positif di tengah tantangan pandemi. Bahkan peranan para penyelenggara semakin meningkat untuk menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif UMKM, termasuk KlikA2C ini. AFPI mendukung setiap anggotanya untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang positif agar dapat memajukan industri, sehingga memperkuat peran industri fintech lending dalam memperluas akses pembiayaan masyarakat underbanked dan underserved,” ujar Kus.
Untuk memperkuat industri fintech lending ini, lanjut Kus, asosiasi bersama regulator, OJK, semakin ketat mengawasi agar dalam menjalankan bisnisnya, para penyelenggara memenuhi code of conduct dan regulasi yang berlaku. “Kami kembali mengingatkan masyarakat untuk hanya menggunakan jasa fintech lending terdaftar dan berizin OJK, cek status penyelenggaranya sebelum menggunakan jasanya agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,” tutup Kus.
Kus menambahkan kegiatan bersama KlikA2C ini menjadi bagian yang memeriahkan Bulan Fintech Nasional (BFN), atau Indonesia Fintech Month.
BFN digagas Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AFTECH, AFSI dan AFPI, merupakan rangkaian acara yang menjadi wadah bagi pemerintah/regulator, startup fintech, dan stakeholder lainnya di ekosistem keuangan digital Indonesia (termasuk platform e-commerce) untuk melakukan upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional melalui adopsi fintech. Bulan Fintech Nasional dimulai sejak tahun 2020 sebagai Pekan Fintech Nasional.***