Ekonomi & Pariwisata
Waspada! Kasus Pneumonia Ditemukan di Jakarta, Ini 8 Tips Agar Tak Tertular
JAKARTA, Balinesia.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menemukan adanya kasus pneumonia di wilayah DKI Jakarta. Kabar tersebut diungkap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi.
Imran mengatakan bahwa sudah ada laporan terkait penyakit tersebut dimana Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta tengah melakukan tahap konfirmasi. “Masyarakat diimbau memakai masker sebagaimana mestinya,” kata Imran, dikutip dari Antara, Selasa 5 Desember 2023.
Imran menyampaikan Kemenkes tengah melakukan konfirmasi pada Dinkes DKI Jakarta kepada terkait jumlah pasien yang dirawat. Diketahui pasien mengalami gejala ringan dan sedang dirawat jalan berdasarkan informasi terbaru dari fasilitas kesehatan yang menangani.
- Mantap! Pemerintah Resmi Tetapkan 27 Hari Libur dan Cuti di 2024
- Waduh! Ternyata Generasi Z Rentan Stres karena Kerja
- Jelang Libur Nataru, KAI Tambah Jadwal Perjalanan dan Tempat Duduk Kereta Api
Menanggapi hal itu, Imran menyampaikan ada delapan rekomendasi dari World Health Organization (WHO) untuk mencegah persebaran mycoplasma pneumonia. Rekomendasi tersebut kurang lebihnya hampir sama seperti pencegahan penyebaran COVID-19. “Pertama, rekomendasi vaksin untuk melawan influenza, COVID-19, dan patogen pernapasan lainnya jika diperlukan,” tuturnya.
Kemudian kedua, menjaga jarak dengan orang yang sakit. Ketiga, apabila sakit, melakukan isolasi mandiri dengan tetap tinggal di rumah serta tidak berpergian. Keempat, rekomendasi yang diberikan yaitu menjalani tes dan perawatan medis sesuai kebutuhan bila merasakan gejala sakit.
Selanjutnya kelima, memakai masker sebagaimana mestinya. Rekomendasi ini mirip pada saat terjadi wabah COVID-19. Keenam, Imran merekomendasikan untuk memastikan ventilasi udara dalam kondisi yang baik. “Ketujuh, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” lanjut Imran.
Hal itu dapat dilakukan dengan mencuci tangan memakai sabun antiseptik dan air mengalir. Kemudian rekomendasi terakhir yaitu masyarakat dihimbau segera menuju ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat jika mengalami tanda-tanda atau gejala pneumonia. Gejala itu seperti batuk atau kesulitan bernapas yang disertai dengan demam.
Penyebab Pneumonia
Pada kesempatan itu Imran juga memaparkan soal penyebab terjadinya pneumonia. Dirinya menyebut penyakit itu bukan berasal dari virus namun bakteri bernama Mycoplasma. Sebelum adanya COVID-19, pneumonia menjadi bakteri umum yang mengakibatkan infeksi pada pernapasan. “Di China, mycoplasma memang menjadi kasus terbanyak pada kasus pneumonia,” lanjut Imran.
Dalam penjelasannya, Imran menyebut mycoplasma adalah penyebab umum influenza dan penyakit paru dengan kejadian 8,6%. Informasi dari WHO menyebutkan bahwa di China terjadi peningkatan kasus tersebut sejak Mei 2023.
- Rembuk Iklim Pesisir KNTI 2023 Berhasil Digelar dengan Tema Laut Semakin Ganas
- Minimnya Dealer Disebut Jadi Penyebab Adopsi Kendaraan Listrik Masih Rendah
- Antisipasi Momen Nataru, Kendaraan Angkutan Barang Mulai Dibatasi
Imran memaparkan WHO mendeteksi adanya sinyal pneumonia yang belum terdiagnosis, utamanya pada anak. Hal itu sebagaimana dipublikasikan di jurnal Promed pada 22 November 2023. Diketahui tiga dari empat pasien didiagnosis terinfeksi mycoplasma, disamping ada pengaruh lainnya seperti SARS-COV dan influenza.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Khafidz Abdulah Budianto pada 06 Dec 2023