Baliview
Tanam Ampupu hingga Beringin, Forum Alumni Green Circle Gitakita Hijaukan Pura Pasar Agung Batur
Bangli, Balinesia.id - Ratusan batang bibit pohon berbagai jenis ditanam Forum Alumni Green Circle Gitakita di kawasan Pura Pasar Agung Batur, Kintamani, Bangli. Penghijauan dilakukan pada Minggu, 16 Januari 2022 pagi yang didukung beberapa komunitas pemuda setempat.
Koordinator penanaman, I Nyoman Diana, merinci ada 373 batang pohon yang ditanam di sejumlah titik di Pura Pasar Agung Batur. Jumlah terbanyak adalah jenis ampupu, yakni sejumlah 350 batang. Sisanya adalah bibit pohon beringin, cempaka, dan kamboja, dan majagau.
"Pohon kami pilih tanam karena cukup adaptif dengan kondisi lingkungan di sini yang berbatu dan berpasir. Selain itu, tanaman seperti kamboja dan cempaka juga dapat menunjang pelaksanaan upacara, termasuk beringin dan majagau merupakan jenis pohon yang terkait dengan prosesi keagamaan," kata pemuda yang juga Ketua DPK Peradah Indonesia Bangli ini.
Baca Juga:
- https://balinesia.id/read/wujudkan-green-hospital-rsup-sanglah-tanam-cempaka-langka
- https://balinesia.id/read/membaca-kekayaan-bangli-sanggar-jarakbank-bangli-persembahkan-mural
- https://balinesia.id/read/bali-siap-terima-booster-vaksin-covid-19
Terkait dengan keberadaan komunitasnya, Diana menjelaskan jika Forum Alumni Green Circle Gitakita adalah penerus dari Forum Green Circle Gitakita yang terbentuk 11 tahun silam. Komunitas itu dibentuk dan dimotori oleh sejumlah SMA yang berada di Kabupaten Bangli dan Gianyar, yang secara konsisten melakukan penanaman di kawasan Kaldera Batur, khususnya di kawasan Pura Pasar Agung Batur dan Pura Bukit Mentik Batur, kecuali pada tahun 2020 dan 2021 yang terkendala karena pandemi.
"Beberapa waktu lalu orang-orang yang sempat berproses di Forum Green Circle Gitakita memiliki ide untuk membangun ruang komunikasi sebagai alumni. Melalui wadah ini, kami bisa jadi terorganisir, dengan tetap berjalan pada gagasan awal pelestarian lingkungan," kata dia.
Sementara itu, terkait dengan pemilihan kawasan di areal Pura Pasar Agung Batur, selain kondisi lingkungan yang memang masih jarang ditumbuhi pohon, pihaknya menyebut Pura Pasar Agung Batur sebagai kawasan yang memiliki kelekatan sejarah dengan fprum tersebut.
"Tahun 2010 silam, kami pertama kali melakukan aksi di sini, kemudian berlanjut beberapa tahun sebelum pindah ke Pura Bukit Mentik, jadi bisa dibilang Pura Pasar Agung ini jadi tonggak awal kami, sehingga alumni juga ingin memulainya lagi dari sini," katanya.
Ke depan, pihaknya berkeinginan membangun komitmen, membentuk program terukur untuk memastikan pohon yang ditanam bisa hidup dengan baik. "Kami sudah programkan ke depan ada program mengecek kembali dan pemupukan, sehingga kita bisa menghitung angka hidup dari setiap tanaman," katanya mengajak masyarakat umum turut berpartisipasi dalam gerakan melestarikan lingkungan.
Baca Juga:
- https://balinesia.id/read/insentif-pajak-barang-bagi-penanganan-pandemi-dan-p-ph-nakes-diperpanjang
- https://balinesia.id/read/simak-aksi-keanu-reeves-berburu-iblis-dalam-film-horor-constantine
- https://balinesia.id/read/sulinggih-perlu-bijak-bermedia-sosial
Diana menambahkan, pada kesempatan tersebut aksi lingkungan itu juga didukung oleh sejumlah organisasi dan komunitas, di antaranya Peradah Bangli, Lingkar Rimba Batur, Lingkar Studi Batur, dan Sispala Bhuwana Paka. "Kita harap ini jadi gerakan yang kolaboratif dengan kesadaran lingkungan yang sama," katanya.
Hal senada disampaikan perwakilan Pembina Alumni Green Circle Gitakita, Dewa Made Oka. Ia mengatakan bahwa gerakan yang dilaksanakan pihaknya adalah citra dari kepedulian kalangan muda terhadap lingkungan hidup. Guru SMA 1 Kintamani ini pun mengapresiasi partisipasi sejumlah komunitas pemuda dalam penanaman itu.
"Kegiatan ini didukung oleh banyak komunitas, harapan kita ke depan bisa selalu saling dukung untuk lingkungan dan sosial," ucap Dewa Oka.
Selain menanam pohon, acara yang diikuti 80-an orang itu juga dilengkapi dengan gerakan bersih-bersih sampah plastik. Sampah plastik yang dikumpulkan dibawa ke salah satu bank sampah yang ada di Desa Kedisan, Kintamani. jpd