Ekonomi & Pariwisata
Singapura Investasikan USD 9,2 Miliar Garap Energi Terbarukan dan Pelabuhan di Indonesia
Bintan, Balinesia.id - Singapura siap melakukan investasi cukup besar di Indonesia senilai USD9,2 Miliar mulai bidang energi hingga hub pelabuhan.
Rencana investasi tahun 2022 ini terungkap saat Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong membahas upaya penguatan kerja sama bilateral di berbagai bidang, terutama di bidang ekonomi.
Kedua pemimpin juga saling bertukar pandangan mengenai berbagai isu di kawasan. Dalam penguatan kerja sama pemulihan ekonomi, Presiden Jokowi menyebut bahwa Singapura merupakan investor terbesar di Indonesia.
- Kemenparekraf Dorong Pengelola Destinasi Gunakan Transmisi Rendah Emisi
- Wali Kota Eric Adams Ingin Jadikan New York sebagai Pusat Cryptocurrency dan Inovasi Keuangan
- Jalan Malioboro Simpan Kisah Perjalanan Manusia dari Lahir hingga Kembali kepada Sang Pencipta
Investasi Singapura di Indonesia pada Januari sampai September 2021 senilai USD7,3 miliar," sebut Presiden Jokowi dalam pernyataan pers bersama PM Singapura di Ruang Salon and Library, The Sanchaya Resort Bintan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, pada Selasa, 25 Januari 2022.
Pertemuan retreat mencatat adanya investasi baru senilai USD9,2 miliar, antara lain di bidang energi baru terbarukan di sekitar Batam serta Pulau Sumba dan Manggarai Barat, NTT.
"Kemudian, pembangunan hub logistik di Pelabuhan Tanjung Priok," ujar Presiden dalam pernyataan pers bersama PM Singapura Lee Hsien Loong.
- Puluhan Anak KK Miskin asal Klungkung Bekerja di Kapal Pesir Asing
- Nilai MCP Denpasar 95,2 Persen, Masuk 10 Besar Nasional
- Tingkat Efisiensi dan Efektifitas BUMN Pertamina Justru Menurunkan Laba Bersih
Investasi di bidang energi dan energi terbarukan terus menjadi prioritas pemerintah Indonesia dalam rangka memajukan ekonomi hijau dan berkelanjutan.
Guna mendukung iklim investasi hijau, dalam rangkaian pertemuan retreat ini telah ditandatangani Nota Kesepahaman atau MoU Kerja sama Energi serta MoU Kerja Sama Pengembangan Ekonomi Hijau dan Sirkular.
Agar terus menjaga stabilitas finansial dan moneter untuk mendukung pemulihan ekonomi, telah ditandatangani pula beberapa kerja sama, antara lain MoU Kerja Sama Keuangan. Pada November 2021, kerja sama Local Currency Bilateral Swap Agreement (LCBSA) dan Bilateral Repo Line (BRL) telah diperpanjang satu tahun.
"Saya juga berharap agar MOU antara Bank Sentral terkait inovasi pembayaran, anti pencucian uang, dan pencegahan pendanaan terorisme dapat segera ditandatangani," imbuhnya.
Untuk mendukung mobilitas manusia yang aman, kedua negara saat ini sedang memfinalisasi kerja sama pengakuan vaksin dan penyelarasan inter-operabilitas platform pelacakan dan perlindungan yang dimiliki kedua negara. (roh) ***