Budaya
Reog Ponorogo Diyakini Bakal Lolos sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO
Jakarta, Balinesia.id – Kesenian Reog Ponorogo Jawa Timur diyakini akan lolos sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.
Keyakinan itu disampaikan Deputi II Kepala Staf Kepresidenan, Abetnego Tarigan seraya memastikan Kantor Staf Presiden akan terus mengawal usulan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke UNESCO.
Abetnego menyampaikan keyakinannya setelah ada kepastian Reog Ponorogo masuk ke dalam daftar ke -39 sebagai WBTB UNESCO, yang akan disidangkan pada Desember 2024.
- Rektor IPB Dorong Varietas Gemitir Bali Sudamala sebagi Kemandirian Produk Holtikultura
- Dewan Proper KLHK: Sumber Utama Polusi di Jakarta adalah Sektor Transportasi
- Produk UMKM RI Sulit Bersaing dengan Barang China di e-Commerce, Ini Masalahnya
“KSP berkomitmen untuk terus mengawal hingga disidangkannya WBTB Reog Ponorogo pada Desember 2024,” tegas Abetnego dalam keterangan tertulisnya , Rabu 30 Agustus 2023.
Perjuangan Reog Ponorogo sudah sangat panjang untuk dapat diusulkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.
Kata di, Kantor Staf Presiden sendiri, sejak April 2022 telah terlibat dan ikut endorong diakuinya kesenian Reog Ponorogo oleh UNESCO.
- Musibah Dihadapi, Pinjaman Energi yang Dicicipi
- Bandara Ngurah Rai Dianugerahi Penghargaan Manajemen Energi Tertinggi Tingkat Asia Tenggara
- Stunting Terendah Se-Indonesia, Koster-Putri Koster Diganjar Penghargaan MKK
Secara marathon, Kantor Staf Presiden telah melakukan rapat koordinasi dengan Kemenko PMK, Kemendikub, Pemerintah Daerah Ponorogo, dan perwakilan UNESCO di Indonesia, untuk mencari solusi agar Reog Ponorogo dapat diusulkan menjadi WBTB UNESCO.
Moeldoko selaku Kepala Staf Kepresidenan juga bersurat ke Mendikbud terkait pengajuan Reog Ponorogo sebagai WBTB UNESCO.
Abetnego optimistis kesenian Reog Ponorogo akan lolos sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, mengingat penyebaran dan eksistensi kesenian tersebut sangat tinggi di berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga mancanegara.
“Ada 13 grup Reog Ponorogo tersebar di 6 negara. Yakni di Amerika, Belanda, Kores, Jepang, Hongkong, dan Malaysia,” papar Abetnego.
Diketahui, hingga saat ini dukungan agar Reog Ponorogo diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO terus bermunculan. Pada Minggu (27/8) kemarin, dukungan tersebut diwujudkan dalam bentuk Pawai Budaya Reog Ponorogo 2023, yang digelar di Jakarta.
Pada kesempatan dilakukan penyerahan dokumen pengajuan WBTB Reog Ponorogo secara simbolis, dari Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Paguyuban Reog, Susiwijono Moegiarso kepada Menko PMK, Muhadjir Effendy, yang selanjutnya diteruskan kepada Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilman Farid. Dokumen tersebut akan diserahkan kepada UNESCO untuk disidangkan pada Desember 2024. ***