Ekonomi & Pariwisata
Platform Periklanan Global, Indonesia Terbesar Kelima Pasar MGID
Jakarta, Balinesia.id - Indonesia merupakan pasar terbesar kelima yang dibidik platform perikanan global seperti MGID.
Hal itu sebagaimana terungkap dalam Media gathering bertajuk "Unlocking The Potential of the MGID Platform: Strategies to Increase Traffic, Revenue and Audience Engagement" ini menghadirkan Ketua Indonesian Digital Association (IDA) Dian Gemiano, CEO KG Media Andy Budiman, dan Wakil Pemimpin Redaksi Liputan6.com Elin Kristanti. Dari MGID Global, hadir VP Publisher Global, Sara Buluggiu.
VP Publisher Global MGID, Sara Buluggiu, menyebut MGID sebagai salah satu advertising publisher global, sangat antusias dan menyambut baik kerjasama dengan AMSI dan media di Indonesia.
- Danau Batur Kembali Diguyur 2.854 Liter Ekoenzim
- Sambut Wisatawan Tiongkok, Cok Ace Soroti Praktik “Jual Beli Kepala”
- Lomba Nyurat Aksara Bali, Sudarsana: Kualitas Peserta Meningkat
Terlebih dalam mendorong media siber dan bisnis media di Indonesia yang lebih kompetitif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi baru.
"Indonesia menurut Sara, termasuk dalam lima negara besar bagi pasar MGID," tutur Sara Buluggiu di Jakarta Rabu 22 Februari 2023.
MGID sebagai platform periklanan global, melayani dan terus berkomitmen menjadikan media di Indonesia sebagai mitra yang baik dan menyediakan layanan dan berkomitmen kontribusi pada mitra terkait monetisasi, keterlibatan audiens, dan pertumbuhan bisnis medianya.
- 4 Penemuan Mahasiswa FKIK Unwar Raih Penghargaan di Thailand, Salah Satunya tentang Loloh Cemcem sebagai Booster Imun
- Berat Melepas Sri Mulyani, Akankah Presiden Jokowi Pertahankan Perry Warjiyo sebagai Gubernur BI?
- Klungkung Targetkan Tahun 2023 Semua Anjing Sudah Divaksinasi Rabies
"Kami juga punya panduan bagi keterlibatan komunitas agar konten iklan MGID sesuai harapan dan dapat diterima," tuturnya.
Pihaknya memiliki punya fitur high safety ranking, yang menjadi komitmen MGID kepada publik.
Sekretaris Jenderal AMSI Wahyu Dhyatmika, mengatakan peningkatan pemahaman seputar digital advertising, strategi promosi, pemasaran (digital marketing), hingga audience engagement diperlukan sebagai bekal agar media siber dapat bertarung memperebutkan kue iklan di era digital seperti saat ini.
Diskusi AMSI dan MGID diharapkan dapat membantu media untuk bisa lebih kreatif lagi meningkatkan revenue, menaikkan traffic dan meraih kepercayaan audiens.
"Kebutuhan media nasional berbasis di Jakarta, berbeda dengan kebutuhan media lokal. Forum diskusi seperti ini diharapkan bisa menjadi jalan mencari solusi," kata Wahyu.
Dalam sesi diskusi di hadapan sekitar 100 pengelola dan pemilik media siber di Jakarta, CEO KG Media Andy Budiman mengatakan, kue iklan dengan porsi sangat besar masuk ke sektor digital, bahkan jauh melampaui pendapatan iklan media elektronik.
Media cetak berangsur meredup dan harus banyak menyesuaikan diri dengan situasi era digital saat ini.
Namun sayangnya, kue iklan di sektor digital dianggap timpang karena dikuasai perusahaan teknologi yang bukan perusahaan lokal media seperti Google, meta dan lainnya.
Perbaikan kreatifitas dilakukan Kompas Group agar bisa bersaing dengan global platform seperti Google & metaverse.
"Konten is King, konten harus relevan dan berharga di mata pembaca (isi & format). Ketika masyarakat melek digital, consumer behaviour shifting ke video," kata Andy.
Disrupsi membuat audiens lebih banyak ditarik oleh platform influencer, bukan lagi platform media berbasis jurnalistik. Bisnis model di luar advertising, sudah dilakukan Kompas cetak dengan menggarap konten premium berbayar.
"Model subscription juga banyak membantu bisnis jurnalisme Kompas," kata Andy.
Ketua Indonesian Digital Association (IDA) Dian Gemiano, mengumpamakan iklan programatik seperti hutan belantara.
"Publisher harus memiliki kontrol terhadap traffic publisher ads, pengelola media juga harus mampu menganalisis dengan cermat agar adil dan setara, banyak parameter mulai dari kebijakan, praktik bisnis, pengelolaan konsumen," katanya. ***