Ekonomi & Pariwisata
Perluas Pemantauan Inflasi, BI Bali Kini Pantau Badung dan Tabanan
Denpasar, Balinesia.id - Bank Indonesia memperluas pemantuan inflasi tidak hanya di Denpasar dan Singarja namun kini juga di Badung dan Tabanan.
Secara tahunan, inflasi Provinsi Bali sebesar 2,61% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,57% (yoy), namun masih dalam range target inflasi 2,5±1 %.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja menjelaskan, mulai Januari 2024, cakupan kota pemantauan inflasi di Bali yang semula hanya Denpasar dan Singaraja, telah diperluas hingga mencakup Badung dan Tabanan.
- Kedatangan Turis China Diproyeksikan Meningkat, Juneyao Airlines Mulai Terbangi Bali
- Kenali Apa Itu Love Scamming dan Cara Menghindarinya
- Tips Besarkan Anak Agar Mandiri dari Ahli
Secara spasial, Denpasar mengalami deflasi sebesar -0,08% ( mtm) atau inflasi sebesar 2,12% (yoy), Badung mengalami deflasi sebesar -0,01% (mtm) atau inflasi sebesar 2,62% (yoy), Singaraja mengalami deflasi sebesar -0,22% (mtm) atau inflasisebesar 2,80% (yoy)/
"Tabanan mengalami deflasi sebesar -0,07% (mtm) atau inflasi sebesar 3,79%(yoy)," sebut Erwin Soeriadimadja dalam keterangan tertulisnya .
Pihaknya meminta kenaikan harga beras bawang merah hingga canang sari pada bulan Februari 2024 agar diwaspadai untuk menahan laju inflasi.
- Studi: Satu dari Empat Orang Dewasa Amerika Lebih Kesepian daripada Sebelum Pandemi
- iOS18 Diprediksi Akan Membawa Pembaruan Terbesar dalam Sejarah iPhone
- 4 Tips Menyiapkan Uang Tunai saat Liburan ke Luar Negeri Agar Tetap Aman
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja menjelaskan, pada Februari 2024, risiko yang perlu diwaspadai antara lain kenaikan harga beras, bawang merah, dan canang sari.
"Namun demikian, upaya pemerintah dalam meningkatkan ketersediaan pasokan beras di
Bali diprakirakan dapat menahan laju kenaikan harga beras," tandas Erwin Soeriadimadja dalam keterangan tertulisnya Jumat 2 Januari 2024 .
Dimulainya musim panen bawang merah pada sebagain sentra produksi bawang di Bali juga diprakirakan menahan laju inflasi bawang merah.
Dari rilis BPS Provinsi Bali, perkembangan harga Provinsi Bali pada Januari 2024 tercatat deflasi sebesar -0,09% (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,48% (mtm) dan inflasi nasional sebesar 0,04% ( mtm).
Berdasarkan komoditasnya, deflasi pada Januari 2024 terutama bersumber dari penurunan harga
cabai rawit, buncis, cabai merah, bensin, dan ikan tongkol. Penurunan harga cabai rawit dan cabai merah terutama didorong oleh peningkatan pasokan seiring dengan mulainya musim panen.
Selanjutnya, penurunan harga ikan tongkol didorong oleh peningkatan hasil tangkapan ikan yang didukung cuaca yang kondusif untuk melaut.
Di sisi lain, komoditas penyumbang inflasi adalah bawang merah, tomat, bawang putih, pisang, dan iuran pembuangan sampah.
TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali secara konsisten melakukan pengendalian inflasi melalui kerangka 4K antara lain pertama Pengoperasian gerai pengendalian inflasi milik Perumda di pasar tradisional dan perluasan cakupan operasi pasar.
Kedua Persiapan operasional Rice Milling Unit (RMU) modern di Jembrana dan pembangunan RMU Modern di Badung untuk mendukung hilirisasi beras. Ketiga, pelaksanaan gerakan menanam cabai di lahan tidur milik pemda, pekarangan rumah, instansi pemerintah, dan sekolah SD-SMA;
Keempat, elakukan feasibility study Pembangunan pasar induk di Bali dan melakukan revitalisasi pasar di Tabanan; v) Peningkatan Kerja sama Antar Daerah (KAD) di Provinsi Bali dan luar Bali; serta vi) Pemberian subsidi ongkos angkut, termasuk untuk pelaksanaan operasi pasar. ***