Baliview
Penanganan Kasus Tuberculosis di Indonesia Selama Tiga Tahun Alami Stagnasi
Denpasar, Balinesia.id - Kinerja Indonesia dalam penanganan kasus TB tetap stagnan dalam tiga tahun terakhir.
Hal tersebut diungkapkan Dokter Spesialis Paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Erlina Burhan.
Untuk memberantas Tuberculosis atau TB dan memerangi TB Kebal Obat membutuhkan Aksi Multisektoral Bersatu.
Mengutip data WHO Global Tuberculosis Report 2022, Indonesia merupakan negara terbesar kedua di dunia dengan kasus tuberkulosis (TB) dan mencapai 969.000 kasus atau 9,2 persen TB Global pada tahun 2021.
Pada tahun 2021, Indonesia menyumbang 13 persen kasus TB Global kedua setelah India dengan 24 persen kasus pada tahun yang sama.
Kemudian, angka Kematian TB juga meningkat secara signifikan dalam tiga tahun terakhir dengan 144.000 kematian akibat TB pada tahun 2021.
"Untuk itu, Indonesia perlu bekerja keras. Ini bukan bisnis seperti biasa," papar Erlina Burhan.
dalam National Media Workshop bertemakan Menerapkan pendekatan One Health/Satu Kesehatan dalam Reportase Isu Kesehatan dan Pembangunan, secara virtual, Kamis, 1 Desember 2022.
Baca Juga:
- Isu Pendapatan Rendah, Alasan Kaum Milenial Enggan Bertani
- Hadapi Dinamika Beragam, Wawasan Kebangsaan Penting Ditanamkan pada Generasi Muda
- Berkat Alat Antrian Digital, Kini Ngantri di Pustu Dauh Puri Lebih Praktis
Karenanya, untuk mencapai target itu, Indonesia perlu vaksin baru. Kemudian, Obat Baru khusus untuk Infeksi TB Laten. Selain itu, Teknologi Diagnostik Baru dan Regimen obat dan obat baru.
Tak kalah pentingnya, perlu tindakan kolaboratif yang melibatkan multisektor sangat dibutuhkan, termasuk peran media.
"Ini adalah strategi utama bagi Indonesia untuk menghilangkan TB pada tahun 2030. Dengan kolaborasi, inovasi, intervensi, dan implementasi," kata Erlina Burhan menambahkan.
Dia menakankan poin penting lainnya adalah meningkatkan pendanaan untuk program pemberantasan TB.
Aktivis Ikatan Dokter Indonesia dan kelompok kepakaran serta terlibat dalam program pemerintah ini menyatakan, sangat ironis pada tahun 2021, sekitar 8.268 pasien didiagnosis TB.
Demikian juga, layanan pengobatan TB dinai tetap tidak memadai untuk mengobati kasus baik untuk orang yang sudah memulai pengobatan maupun yang belum memulai pengobatan.
Komitmen Indonesia untuk memenuhi target 3.3 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) untuk menghilangkan dan mengakhiri epidemi AIDS, TBC, Malaria, penyakit tropis terabaikan, hepatitis, penyakit yang ditularkan melalui air, dan penyakit menular lainnya.
Sedangkan untuk TB, Indonesia telah menetapkan tujuan untuk menghilangkan TB pada tahun 2030 dan memiliki visi besar untuk bebas TB pada tahun 2050.
"Indonesia telah membentuk kekuatan bersama bernama KOPI TB, yang menghimpun sejumlah organisasi profesi yang berkomitmen untuk memberantas TB di tingkat nasional, provinsi, regional, dan lokal melalui PPM TBC,” tutup Erlina Burhan. ***