Ekonomi & Pariwisata
Pasar Saham Terus Terkoreksi, Perencanaan Keuangan secara Matang Perlu Diterapkan
Jakarta, Balinesia.id- Perencanaan keuangan yang secara matang perlu diterapkan dalam menghadapi situasi pasar saham yang terus terkoreksi dan ketidakpastian ekonomi global yang membuat ketakutan terhadap munculnya resesi.
Kepala Perencanaan Kekayaan Janney Montgomery Scott di Philadelphia, Amerika Serikat (AS) Martin Schamis mengatakan, perencanaan keuangan yang matang perlu diterapkan untuk mengarungi gelombang ekonomi apapun dan memanfaatkan peluang apabila kondisi membaik.
"Sangat penting untuk memiliki uang tunai dan dana darurat," tegas Martin Schamis.
- Populasi Anjing di Denpasar Capai 89.796 Ekor, Petugas Gencarkan Vaksinasi Rabies
- KONI: Indonesia International Marathon Momentum Kebangkitan Olahraga Pasca-Pandemi
- Semarakkan Harganas ke-29, Perwakilan BKKBN Bali Gelar Jalan Sehat hingga Pameran UMKM
Bagi pensiunan, harus memiliki dana yang cukup untuk menutupi biaya dua tahun, sedangkan, untuk pekerja bisa lebih sedikit dari itu.
Soal Investasi, Martin Schamis mempertimbangkan kembali obligasi berkualitas tinggi karena The Fed yang telah menaikkan suku bunga.
“Obligasi tidak dimaksudkan untuk menjadi bagian pertumbuhan portofolio Anda. Mereka dimaksudkan untuk menjadi peredam kejut," ujar Martin Schamis dalam pernyataannya, dikutip dari Investors.com. Minggu, 26 Juni 2022.
- Menteri Trenggono Paparkan Pengelolaan Laut Berkelanjutan di UNOC
- Tingkatkan Kompetensi Nelayan, Indonesia Siapkan Konsep Perikanan Tangkap dan Budidaya
- 1.678 WP di Bali Manfaatkan Program Pengungkapan Sukarela
Dalam pandangan Presiden Towerpoint Wealth di California, AS Joseph Eschleman,memiliki banyak uang tunai selama resesi dilakukan untuk berjaga-jaga apabila kehilangan pekerjaan atau terjadi pengurangan pendapatan.
Tidak hanya itu, saat suku bunga naik, uang tunai akan menghasilkan lebih banyak uang di tabungan. Eschleman mewanti- wanti emosi diri jangan sampai mendikte dalam membuat keputusan keuangan.
"Tapi Anda tidak bisa membiarkan emosi mendikte keputusan keuangan," ujar Joseph Eschleman.
Dia mengatakan, soal investasi, jangan panik dalam melakukan aksi jual. Menurutnya, menjual aset yang salah pada waktu yang salah untuk menghasilkan uang akan selalu terbersit.
"Banyak saham dan dana unggulan berkualitas tinggi turun, tetapi itu tidak berarti Anda harus menyepaknya," kata Joseph Eschleman.
Bagi Presiden Spesialis Pensiun Thrive Retirement Specialists di Michigan, AS Anthony Watson, cara yang baik melakukan investasi yakni dengan menekankan pada dana indeks yang terdiversifikasi dan berkualitas tinggi. Pihaknya suka menggunakan Vanguard Total Market Index Fund ETF (VTI).
“Beberapa kapal akan tenggelam, tetapi (dalam dana yang terdiversifikasi) jika saya kehilangan beberapa kapal saya tidak benar-benar merasa,” imbuh Anthony Watson.
Komoditas logam mulia, real estate dan kayu juga kurang terpengaruh oleh naik-turunnya harga saham. Dia juga mengimbau untuk tidak membeli barang tahan lama yang mahal.
Anthony Watson mengimbau agar menunda pembelian barang mahal apa pun. ***
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Heriyanto pada 26 Jun 2022