Ekonomi & Pariwisata
OJK Tingkatkan Literasi dan inklusi Keuangan di Bali, Cegah Investasi Bodong
Denpasar, Balinesia.id - Untuk mencegah investasi bodong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan ke semua lapisan masyarakat termasuk ke Majelis Desa Adat dan pecalang di Bali.
Berdasar Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022, indeks literasi keuangan di Provinsi Bali tahun 2022 sebesar 57,66%.
Sementara secara nasional sebesar 49,68% sementara indeks inklusi keuangan di Provinsi Bali sebesar 92,21% sedangkan secara nasional sebesar 85,10%.
Tingkat literasi keuangan mencerminkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), keyakinan (confidence) yang mempengaruhi sikap (attitude), dan perilaku keuangan (behavior) seseorang terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan di Lembaga Keuangan formal.
Tingkat inklusi keuangan mencerminkan ketersediaan akses bagi masyarakat untuk memanfaatkan produk dan/atau layanan jasa keuangan di Lembaga Keuangan formal.
Khusus untuk tingkat literasi dan inklusi keuangan di Pasar Modal masih terbilang rendah dibandingkan sektor jasa keuangan lainnya yakni secara nasional indeks literasi keuangan sebesar 4,11% dan inklusi keuangan sebesar 5,19%.
Dalam kerangka mendorong kegiatan edukasi pasar modal kepada masyarakat, khususnya masyarakat di Provinsi Bali, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Bali serta bekerja sama dengan PT BRI Danareksa Sekuritas melaksanakan Pencanangan Literasi dan Inklusi Pasar Modal kepada Desa Adat dan 1.000 Pecalang di Bali.
Acara dihelat di Majelis Desa Adat dihadiri Gubernur Provinsi Bali, Wayan Koster, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Bapak Inarno Djajadi, Bandesa Agung Majelis Desa Adat Provinsi Bali, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, Direktur Utama PT BEI, Iman Rachman, Direktur Utama PT KPEI, Iding Pardi, Direktur PT KSEI, Supranoto Prajogo, Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Giri Tribroto, Kepala Kantor Perwakilan BEI Bali, Bapak I Gusti Agus Andiyasa, Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas, Laksono Widodo, serta bendesa adat dan pecalang.
"Desa adat dan pecalang di Bali, agar dapat mendukung program dengan serius sehingga masyarakat di Bali terhindar dari investasi bodong," harap Bendesa Agung Majelis Desa Adat (MDA) Bali, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet.
Pada kesempatan sama, Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan jumlah investor pasar modal di Indonesia sepanjang tahun 2022 telah mencapai angka 10.311.152 single investor identification (SID) dan jumlah investor saham sebesar 4.439.933 SID.
Khusus wilayahBali pada tahun 2022 jumlah investor pasar modal sebanyak 191.979 SID atau mengalami peningkatan sebesar 29% dari tahun sebelum nya.
"Jumlah investor saham sebanyak 94.751 SID atau meningkat 25% dari tahun sebelumnya," ungkap Iman Rachman.
Kerja sama dan sinergi yang baik antara BEI dan OJK serta para stakeholders sebagai ujung tombak juga memegang peran yang penting untuk penambahan investor di Indonesia termasuk di wilayah Provinsi Bali.
Sementara, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi
mengungkapkan potensi peningkatan wisatawan pasca dicabutnya kebijakan PPKM oleh Presiden Joko Widodo yang tertuang dalam Instruksi Mendagri Nomor 50 dan 51 Tahun 2022 akan mendorong geliat usaha masyarakat Balim
Pada akhirnya dapat mendorong kebutuhan pendanaan bagi para pemilik usaha wisata, termasuk bagi masyarakat Desa Adat di Bali.
Sehubungan dengan hal tersebut, adanya kegiatan literasi ini juga dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat, agar terhindar dari tawaran-tawaran investasi bodong.
"Sehingga masyarakat semakin aman dan nyaman berinvestasi di Pasar Modal," katanya menegaskan.
Turut menyaksikan dan menandatangani Pencanangan Literasi dan Inklusi Pasar Modal kepada Desa Adat dan 1.000 Pecalang di Bali, Gubernur Provinsi Bali, Wayan Koster menyampaikan saat ini Bali sedang berupaya dalam transformasi perekonomian dengan Ekonomi Kerthi Bali yang sudah dilaunching Presiden' Jokowi tanggal 3 Desember 2021
Gubernur Koster menyambut baik kegiatan peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Pasar Modal melalui Majelis Desa Adat.
Kegiatan dilanjutkan talkshow pengenalan investasi di Pasar Modal dari PT Bursa Efek Indonesia dan PT BRI Danareksa Sekuritas.
Harapannya masyarakat di Bali dapat terhindar dari investasi bodong dengan menerapkan prinsip 2L (Legal dan Logis) serta semakin bijak berinvestasi di Pasar Modal dengan 3P (Paham, Punya dan Pantau). ***