Ekonomi & Pariwisata
Netizen dan Pelaku Usaha di Bali Keluhkan Mahalnya Tarif Taksi dan Taksi Online di Bandara Ngurah Rai
DENPASAR, Balinesia.id - Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengajak seluruh stakeholder pariwisata terus berbenah dan meningkatkan pelayanan untuk memulihkan industri pariwisata di pulau Dewata. Ia melihat pariwisata Bali saat ini belum pulih sepenuhnya dari dampak pandemi COVID-19.
Menurut GIPI kunjungan wisatawan asing dan domestik ke Bali di masa pasca pandemi baru menyentuh 90 persen. "Pasca-pandemi COVID-19 kita perlu wisatawan, supaya Bali tetap bisa bersaing dengan destinasi lainnya pelayanan harus terus ditingkatkan," ujarnya seperti dikutip Sabtu, 2 Desember 2023.
Salah satu layanan yang ia soroti salah satunya yaitu transportasi. Ia mengatakan, dibandingkan dengan destinasi wisata di negara lain seperti destinasi yang ada di Thailand, Bali dikenal lebih mahal. Seperti tarif transportasi di Bandara I Gusti Ngurah Rai yang dinilai masih mahal.
- Penggunaan QRIS yang Masif Antarkan Bali Raih BI Award 2023
- Ini Cara Melihat Spotify Wrapped 2023 yang Sedang Ramai di Media Sosial
- Bazzar Pangan Berkelanjutan Tekan Inflasi di Kota Denpasar
Untuk itu, pria yang biasa disapa Gus Agung itu meminta stakeholder industri pariwisata di bandara yang menjadi pintu masuk wisatawan ke Bali agar tidak hanya melihat secara bisnis semata. Tetapi lebih mengutamakan pelayanan dan kenyamanan wisatawan untuk jangka panjang. Sebab Bandara titik awal wisatawan ke berbagai tujuan wisata di Bali.
“Kita harus affordable karena baru recovery, paling tidak sampai 2025 (tarif transportasi) kita jangan terlalu signifikan. Apalagi harga tiket (pesawat) masih mahal, jangan sampai ada kenaikan-kenaikan yang lain lagi seperti transportasinya. Harus berikan sedikit insentif lah Bali ini, supaya lebih affordable dalam artian lebih sesuai. Kalau kenaikan harga dibarengi peningkatan fasilitas dan kenyamanan enggak masalah, tapi lebih baik nanti dulu supaya Bali dapat lebih kompetitif," tegas Gus Agung yang juga Ketua Gahawisri (Gabungan Pengusaha Wisata Bahari) Bali ini.
Sebelumnya diberitakan bahwa mahalnya tarif transportasi khususnya taksi dan taksi online dari Bandara Ngurah Rai ke berbagai tujuan wisata di Bali tengah jadi perbincangan di media sosial. Para netizen menilai tarif yang dikenakan terlalu mahal alias tidak sepadan dengan jarak tujuan.
Netizen mengeluhkan tarif transportasi dari Bandara I Gusti Ngurah Rai yang sangat mahal. Untuk jarak sekitar 4 KM saja, tarifnya mencapai Rp 109.000. Bahkan tarif ke daerah Sukowati dari bandara bisa mencapai Rp400,000 lebih untuk sekali perjalanan.
"Rencana mo ke Bali sendirian, begitu buka ini (aplikasi Grab Car) jiwa backpackerku merontaaa....mahal juga ya dari bandara ke Denpasar," tutur Eka Mustikasari, wisatawan lokal yang dikutip akun instagram @Indozone.id.
Mahalnya tarif taksi dan taksi online di bandara Ngurah Rai juga diamini oleh para netizen di kolom komentar. Seperti diungkapkan akun hm.ananda, “pokoknya tujuan bandara / dari bandara itu mahal, ya kali ke kuta 100 padahal deket”.
Beberapa netizen lainnya juga mendorong pemerintah untuk segera berbenah terkait layanan transportasi di tempat-tempat wisata agar iklim pariwisata di Bali bisa lebih kompetitif. “Ayo dong Indonesia pariwisatanya di tata kembali biar lebih ramah wisatawan. Vietnam lagi lebih unggul dari Indonesia nih, kita disalip Vietnam. Banyak turis pergi kesana karena lebih murah, lebih culture dan lebih santai,” tulis akun sfnataningrum.
- Waduh, Tunggakan Utang Pinjol Rp100 Ribu Bisa Hambat Pengajuan KPR Subsidi!
- Waspada! Ini 4 Pemanis Buatan Terburuk untuk Dikonsumsi
- TikTok Dikabarkan Shop Sedang Jalin Komunikasi dengan Sejumlah E-Commerce
Seperti diketahui, Bandara I Gusti Ngurah Rai merupakan salah satu bandara international tersibuk di Indonesia. Rata-rata Bandara I Gusti Ngurah Rai melayani 60.000 hingga 65.000 penumpang per hari dengan total rute domestik sebanyak 19 rute yang dilayani 11 maskapai dan 35 rute internasional dengan 36 maskapai.