Baliview
Muliakan Laut, Yayasan Puri Kauhan Ubud Rilis Arnawa Mahā Amrêta
Gianyar, Balinesia.id – Yayasan Puri Kauhan Ubud merilis program pemuliaan laut, Arnawa Mahā Amreta: Laut sebagai Sumber Kehidupan di Wantilan Asti Budaya, Pura Payogan Agung, Desa Adat Ketewel, Gianyar, Minggu, 6 November 2022. Kegiatan yang merupakan subprogram Sastra Saraswati Sewana 2022 itu dirilis langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Wahyu Sakti Trenggono.
Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, AAGN Ari Dwipayana dalam mengatakan bahwa dalam satu tahun ke belakang, tepatnya dari awal tahun 2022, pihaknya telah menggulirkan Program Sastra Saraswati Sewana 2022 yang bertajuk “Toya Uriping Bhuwana Usadhaning Sangaskara: Air Sumber Kehidupan Penyembuh Peradaban”. Program ini berfokus pada upaya pemuliaan dan revitalisasi air, khususnya dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Oos.
Sastra Saraswati Sewana 2022 dibagi dalam tiga bagian kewilayahan, yakni di hulu yang dipusatkan di kawasan Batur Global Geopark, di bagian tengah yang mengambil lokus di Ubud, dan di bagian hilir yang mengambil lokus di Ketewel. “Ada tiga kegiatan besar dalam program kami di hilir, yakni seminar Jaladhi Prakreti, Guna Gina Bendega, dan Ghurnita Samudra Murti yang akan digelar selama satu pekan hingga 12 November 2022 mendatang,” kata Ari yang juga Koordinator Staf Khusus Presiden RI ini.
Baca Juga:
- https://balinesia.id/read/menteri-trenggono-ekonomi-biru-untuk-menahan-laju-perubahan-iklim
- https://balinesia.id/read/kawal-target-nze-forum-g-20-subholding-gas-pertamina-perluas-pemanfaatan-gas-bumi-cng-dan-lng-bali
- https://balinesia.id/read/amsi-media-harus-isi-ruang-medsos-dengan-berita-terverifikasi
Ia merinci kegiatan pertama terdidi dari seminar bertajuk “Jaladhi Prakreti: Jejak Pelabuhan Kuno di Ketewel dan Kearifan Bahari Masyarakat Bali” yang mengupas eksistensi Pelabuhan Kuno Ketewel. Selain itu juga ada kegiatan bersih pantai dan penanaman pohon.
Kedua, kegiatan Guna Gina Bendega merupakan kegiatan yang berfokus pada pengembangan para nelayan (bendega) di Ketewel. Kegiatan ini terdiri atas lomba memasak kuliner bahari yang diikuti puluhan kelompok, bimbingan teknis keterampilan nelayan, dan pelatihan pengembangan usaha olahan ikan.
Seperti kegiatan Sastra Saraswati Sewana 2022 di kawasan hulu dan tengah, kegiatan di hilir juga dipungkasi dengan pergelaran pentas seni budaya, yakni Ghurnita Samudra Murti. “Ini merupakan pertunjukan Orchestra Semesta, yakni sajian seni ekologis yang merupakan respons terhadap gagasan peruwatan kesadaran untuk menjaga kesucian air dan laut,” kata Ari.
Secara substansi, Program Arnawa Mahā Amrêta dihadirkannya untuk menggugah kembali kesadaran atas pentingnya ekosistem laut dan pesisir bagi dunia. Menyitir sejumlah laporan penelitian, ia mengatakan bahwa ekosistem pesisir dan laut sangat berperan dalam upaya mengatasi krisis iklim.
“Pesisir menjadi bagian yang sangat penting dalam dimitigasi. Ekosistem pesisir mampu menyerap karbon tidak kalah besar dibandingkan hutan,” katanya.
Ari mengatakan bahwa sekitar 50 persen sampai dengan 99 persen karbon yang diserap dari dunia justru berasal dari ekosistem pesisir, bukan hutan. Karbon yang diserap akan disimpan dalam kedalaman enam meter di bawah permukaan tanah, hingga ribuan tahun. “Mengingat peran pentingnya tersebut, ekosistem pesisir bisa menjadi solusi adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim,” ujar dia.
Baca Juga:
- https://balinesia.id/read/jagaditha-cukture-week-iii-percepat-kemajuan-pelaku-umkm-bali
- https://balinesia.id/read/relief-jaya-pangus-di-goa-jepang-penelokan-tidak-berdasar-kajian-sejarah
- https://balinesia.id/read/naikkan-tarif-cukai-hasil-tembakau-menkeu-sri-mulyani-turunkan-keterjangkauan-rokok-di-masyarakat
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Wahyu Sakti Trenggono yang hadir secara daring tampak mengamini hal tersebut. Orang nomor satu di Kementerian Kelautan dan Perikanan RI ini pun mengajak masyarakat, khususnya yang tinggal di pesisir untuk mengingat pentingnya air, khususnya laut.
“Sejarah peradaban Bali adalah sejarah peradaban air, dengan laut yang termasuk di dalamnya. Laut merupakan sumber mata pencaharian sekaligus penyumbang oksigen bagi kita, karena itu perlu kita jaga dan kelola dengan baik,” kata Saktri Trenggono.
Perilisan Program Arnawa Mahā Amrêta turut dihadiri Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Hilmar Farid. Ia yang menyampaikan sambutan kunci mengajak hadirin mengingat kembali peradaban bahari Nusantara yang telah teruji jauh dari berabda-abad silam. jpd