Baliview
Minyak Goreng Dorong Inflasi Tertinggi di Bali pada Bulan Maret 2022
Denpasar, Balinesia.id - Harga minyak goreng yang melambung sejak beberapa wakti lalu mendorong inflasi paling tinggi di Bali pada periode Maret 2022. Menurut data survei Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali yang dipaparkan Rabu, 19 April 2022, komoditas ini menyumbang 0,15 persen inflasi.
Selain minyak goreng, empat kebutuhan penyumbang inflasi lainnya adalah angkutan udara yang menyumbang inflasi sebesar 0,11 persen, disusul cabai rawit yang menyumbang inflasi sebesar 0,10 persen, cabai merah yang menyumbang inflasi sebesar 0,10, dan emas perhiasan yang menyumbang inflasi 0,07 persen.
Baca Juga:
- https://balinesia.id/read/minyak-goreng-versus-beras
- https://balinesia.id/read/hargai-perjuangan-r-a-kartini-srikandi-presisi-polresta-denpasar-bagi-sembako-ke-masyarakat
- https://balinesia.id/read/perlu-perhatian-khusus-pertumbuhan-ekonomi-bali-triwulan-iv-2021-kembali-jadi-yang-terendah-se-indonesia
Pada bulan Maret 2022, Bali mengalami inflasi 2,4 persen secara tahun ke tahun, yang disumbang oleh lima kebutuhan, yakni minyak goreng, angkutan udara, cabai rawit, cabai merah, dan emas perhiasan," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, Rizki Ernadi Wimanda dalam pemaparan survei yang digelar daring.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan bulan Februari 2022, inflasi Bali pada Maret 2022 tercatat sebesar 0,91 persen. Data ini lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional pada periode yang sama, yakni 0,66 persen.
Tingkat inflasi di Bali dihitung dari inflasi di dua kota besar yang ada di Bali, yakni Kota Denpasar dan Kota Singaraja. Secara tahun ke tahun berbanding Maret 2021, masing-masing kota itu pada Maret 2022 mengalami inflasi sebesar 2,56 persen dan 1,46 persen. "Sedangkan, berbanding Februari 2022, tingkat inflasi kedua kota itu masing-masing 0,86 persen dan 1,27 persen," katanya. oka/jpd