Feature
Mengapa Ampas Tahu Menjadi Pilihan Tepat Sebagai Pakan Ternak? Ini Penjelasannya
JAKARTA –Tahu adalah salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan protein nabati yang banyak diminati warga. Namun produksi tahu seringkali memiliki efek yakni surplus ampas tahu yang berakhir jadi limbah jika tak dikelola. Padahal, ampas tahu sebenarnya memiliki nilai ekonomis, salah satunya menjadi alternatif pakan ternak.
Dikutip dari website Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Senin, 2 September 2024, ampas tahu dapat digunakan sebagai bahan penyusun ransum. Bahan pakan ini tergolong mengandung gizi yang cukup baik dengan kandungan protein kasar sekitar 21%.
Sebagai bahan pakan tambahan, ampas tahu dapat digunakan sebagai pelengkap protein yang diproduksi oleh pakan hijauan. Penelitian UIN Malang menyebutkan saat ini ampas tahu cukup mudah didapat dengan harga murah, bahkan bisa didapat cuma-cuma.
- 5 Cara Efektif Mengelola Keuangan Pribadi
- Top 10 Bank dengan Keuntungan Terbesar di Paruh Pertama 2024
- Daftar Produk Apple yang Diprediksi Akan Discontinue, Apakah Milik Anda Termasuk?
Ditinjau dari komposisi kimianya, ampas tahu dapat digunakan sebagai sumber protein. Tetapi kandungan tersebut berbeda tiap tempat dan cara pemrosesannya.
Baca Juga: Aturan dan Cara Membuang Sampah Obat dengan Benar, Hati-hati Disalahgunakan!
Terdapat laporan bahwa ampas tahu memiliki kandungan protein 8,66%, lemak 3,79%, air 51,63% dan abu 1,21%. Maka, sangat memungkinkan ampas tahu dapat diolah menjadi bahan makanan ternak.
Protein ampas tahu mempunyai nilai biologis lebih tinggi daripada protein biji kedelai dalam keadaan mentah, karena bahan ini berasal dari kedelai yang telah dimasak. Ampas tahu juga mengandung unsur-unsur mineral mikro maupun makro yaitu untuk mikro; Fe 200- 500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu 5-15 ppm, Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50 ppm.
Ampas tahu dalam keadaan segar berkadar air sekitar 84,5% dari bobotnya. Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan umur simpannya pendek. Ampas tahu basah tidak tahan disimpan dan akan cepat menjadi asam dan busuk selama 2-3 hari, sehingga ternak tidak menyukai lagi.
Cara Membuat Pakan dari Ampas Tahu
Ampas tahu kering mengandung air sekitar 10,0 - 15,5%, sehingga umur simpannya lebih lama dibandingkan dengan ampas tahu segar. Cara pengolahan dan pengawetan ampas tahu sebagai tepung dapat dilakukan dengan cara penjemuran.
Bisa juga dengan pengeringan dengan sinar matahari, atau dengan oven pada suhu 45- 50°C, kemudian digiling sampai menjadi tepung. Pengawetan ampas tahu secara basah dapat dilakukan dengan pembuatan silase tanpa menggunakan stater.
Terlebih dahulu ampas tahu dikurangi kadar airnya dengan cara dipres sampai kadar air mencapai kira-kira 75%. Lalu disimpan dalam ruang kedap udara atau plastik tertutup rapat supaya udara tidak dapat masuk. Setelah tertutup, disimpan minimal 21 hari dan digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Penyimpanan dengan cara pembuatan silase dapat mengawetkan ampas tahu sampai 5-6 bulan. Pembuatan silase ampas tahu dapat dicampur dengan bahan pakan lain. Dikutip dari website Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, proses fermentasi akan menyederhanakan partikel bahan pakan, sehingga akan meningkatkan nilai gizinya.
Bahan pakan yang telah mengalami fermentasi akan lebih baik kualitasnya dari bahan bakunya. Fermentasi ampas tahu dengan ragi akan mengubah protein menjadi asam-asam amino, dan secara tidak langsung akan menurunkan kadar serat kasar ampas tahu.
- 11 Penyebab Anda Tidak Lolos Seleksi Administrasi CPNS 2024, Waspada!
- Persiapan Menghadapi Gempa Megathrust, Apa Saja yang Perlu Dilakukan?
- Daftar Proyek Shopee di Solo Saat Gibran Menjabat Wali Kota
Jadi, kesimpulannya, ampas tahu memiliki nilai nutrisi yang baik dan dapat digolongkan ke dalam bahan pakan sebagai sumber protein. Ampas tahu apabila diolah dan diawetkan, baik secara kering maupun secara basah dapat dimanfaatkan dan disimpan dalam waktu yang cukup panjang.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Prita Lyani Ayuninda pada 02 Sep 2024