Feature
Jangan Disepelekan, Ini Dampak Esports Terhadap Kesehatan Kardiovaskular
JAKARTA - Esports adalah sebuah jenis permainan video yang kompetitif. Saat ini esports juga telah mengalami peningkatan pesat dalam popularitasnya dan menjadi industri yang sangat menguntungkan.
Dengan adanya jutaan penggemar dan pemain di seluruh dunia, penting untuk memahami dampak potensial dari esports terhadap kesehatan para gamer. Hal itu termasuk pengaruh esports terhadap kesehatan jantung, serta risiko yang terkait dengan duduk dalam waktu yang lama, tuntutan fisiologis dari permainan esports, dan manfaat yang mungkin terkait dengan fungsi kognitif.
Risiko Duduk Lama dalam Esports
Salah satu aspek yang paling memprihatinkan dari dunia esports adalah lamanya waktu yang dihabiskan para pemain untuk duduk sambil bermain game.
Seperti yang dilansir dari laman resmi Kemenkes, penelitian telah menunjukkan bahwa pemain esports, baik yang amatir maupun profesional, menghabiskan rata-rata 24-25 jam per minggu dalam aktivitas tersebut. Kebiasaan ini dapat berdampak buruk pada kesehatan jantung.
Penelitian telah menunjukkan bahwa duduk dalam waktu yang lama dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat, menyebabkan degenerasi otot, dan meningkatkan risiko kelebihan berat badan dan penyakit jantung. Bahkan melakukan olahraga setelah periode duduk berlebihan tidak sepenuhnya dapat mengkompensasi kerusakan yang ditimbulkan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi para gamer untuk mengambil istirahat secara aktif dan terlibat dalam aktivitas fisik untuk mengurangi risiko tersebut.
- Kisah Inspiratif Kaniz, Anak Petani Pati yang Lolos CPNS Penjaga Tahanan Kejaksaan
- Kenali Apa Itu Sunday Scaries dan Cara Mengatasinya
- Alasan Serius Anda Perlu Menemukan Keseimbangan Kehidupan dengan Pekerjaan
Tuntutan Fisiologis dalam Esports
Esports bukan hanya melibatkan aspek mental, tapi juga menempatkan tuntutan fisik yang signifikan pada para pemainnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa pemain esports mengalami tekanan fisik yang terus menerus selama bermain game, membuatnya setara dengan olahraga konvensional dalam hal aktivitas fisik.
Selama sesi permainan, pemain esports harus mengkoordinasikan hingga 400 gerakan per menit, menunjukkan tingkat koordinasi tangan-mata yang cepat. Detak jantung mereka dapat mencapai 120 hingga 180 denyut per menit, mirip dengan tingkat stres yang dialami oleh pembalap.
Selain itu, hormon stres kortisol juga meningkat secara signifikan selama sesi permainan. Respons fisiologis ini menyoroti tuntutan fisik yang intens dalam dunia esports.
Oleh karena itu, sangat penting bagi para pemain untuk menjalani pelatihan khusus guna mempersiapkan tubuh mereka menghadapi tantangan permainan. Seperti halnya atlet tradisional, para pemain esports harus memfokuskan diri pada pengembangan atribut fisik yang diperlukan untuk unggul dalam permainan pilihan mereka.
Pelatihan yang tepat harus mencakup latihan yang meningkatkan koordinasi tangan-mata, waktu reaksi, dan kebugaran kardiovaskular secara keseluruhan. Selain itu, para pemain esports juga harus memperhatikan istirahat dan pemulihan mereka.
Tidur yang cukup, setidaknya delapan jam per malam, sangat penting bagi para pemain untuk mengelola stres olahraga secara efektif. Gamer juga perlu menerapkan diet yang seimbang, terdiri dari makanan yang kaya energi, juga dapat meningkatkan kinerja dan membantu pemulihan yang lebih cepat.
Selain itu, untuk memastikan kesejahteraan para pemain esports, sangat penting untuk mencapai keseimbangan antara kesehatan dan kinerja. Pemain amatir, terutama mungkin berisiko lebih tinggi karena jadwal latihan yang intensif dan kurangnya pedoman yang jelas untuk pelatihan yang tepat.
- 15 Rekomendasi Lagu Terbaik untuk Meningkatkan Produktivitas Versi Spotify
- Cara Ampuh untuk Menghemat Tagihan Listrik
- 4 Langkah Penting Lindungi Data Anda Saat Instal Aplikasi Baru
Itu tadi penjelasan mengenai dampak kesehatan vaskular yang dipengaruhi oleh esports.