Ekonomi & Pariwisata
Investor Asing Berminat Program Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia
Lisbon, Balinesia.id - Para investor peserta konferensi internasional United Nation Oceans Conference (UNOC) 2022 menyatakan tertarik dengan program Kementerian Kelautan dan Perikanan yang tengah untuk mempromosikan penangkapan ikan terukur berbasis kuota.
KKP mempromosikan program itu pada para investor peserta konferensi internasional United Nation Oceans Conference (UNOC) 2022 di Lisbon, Portugal.
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono gencar memperkenalkan program berbasis ekonomi biru, salah satunya penangkapan ikan terukur.
- Pelanggan UV Gift Card Bisa Langsung Berbelanja di Alfamart
- Smartfren Unlimited Media Award 2022, Ajak Jurnalis Berkontribusi Tingkatkan Layanan Telekomunikasi
- UNOC 2022, Indonesia Sodorkan Ekonomi Biru Wujudkan Laut Sehat Demi Ketahanan Pangan
"Investor banyak yang menyampaikan minatnya untuk berinvestasi di bidang perikanan tangkap di Indonesia. Ini tentu kesempatan baik, tapi kami tetap memprioritaskan pelaku usaha perikanan dalam negeri," ungkap Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP, Muhammad Zaini Hanafi dalam keterangan tertulis, Kamis (30/6/2022)
Sumber daya ikan yang dapat dimanfaatkan mencapai 5,6 juta ton di empat zona penangkapan ikan terukur untuk industri. Nilai produksinya ditaksir mencapai 180 triliun rupiah. sementara nilai penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sumber daya alam subsektor perikanan tangkap mencapai 18 triliun rupiah.
Penangkapan ikan terukur akan memberikan dampak multiplier effect positif.
- Gojek dan Yayasan Bina Wisata Pendorong Ubud Jadi Destinasi Terbaik Pelancong
- Presiden Jokowi: Ukraina Pegang Peranan Penting dalam Rantai Pasok Pangan Dunia
- Deliveree Meraup Pendanaan Seri C Senilai USD 70 Juta Untuk Digitalisasi Logistik di Asia Tenggara
"Mulai tumbuhnya beragam usaha baru yang berimbas pada penyerapan tenaga kerja, hingga meratanya pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah Indonesia dan tidak berpusat di Pulau Jawa,” ujarnya saat mendampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada pertemuan konferensi kelautan dunia The 2nd United Nation Oceans Conference (UNOC) di Lisbon, Portugal.
Ditambahkan, investor di subsektor perikanan tangkap diharuskan mempekerjakan nelayan lokal atau memanfaatkan sumber daya manusia dari dalam negeri. Sehingga para nelayan juga diharapkan mendapatkan ilmu baru dengan menjadi awak kapal perikanan di sektor industri.
Mereka nantinya akan memanfaatkan kuota penangkapan ikan di empat zona penangkapan ikan untuk industri.
"Titik lokasinya di Laut Natuna Utara pada zona 2, Laut Aru, Arafura dan Laut Timor pada zona 3, serta Samudera Hindia pada zona 5," ungkap Muhammad Zaini Hanafi.
Penangkapan ikan terukur akan menggantikan sistem perikanan yang sudah lama diterapkan, dari yang semula input control menjadi output control. Kebijakan tersebut menjadi solusi agar penangkapan ikan di lautan tetap terkendali dan ekosistem terjaga.
Pada konferensi UNOC 2022, Menteri Trenggono menegaskan komitmen untuk menjaga keberlanjutan sumber daya laut melalui penangkapan ikan terukur berbasis kuota untuk menanggulangi penangkapan ikan yang berlebihan dan untuk melestarikan populasi ikan.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam gelaran UNOC 2022 menyampaikan capaian komitmen Indonesia terkait kawasan konservasi perairan, bulan Cinta Laut dan Penangkapan Ikan Terukur sebagai sebagai upaya mendukung kesehatan laut. ***