Baliview
Indika Nature jadi Bisnis Solusi Berbasis Alam
JAKARTA - Indika Nature sebagai anak usaha PT Indika Energy Tbk ingin terus berupaya menuju bisnis hijau berkelanjutan. Hal ini dilakukan melalui Conference of The Parties (COP) dari United Nations Framework Convention on Climate Change.
CEO Indika Nature, Leonardus Herwindo mengatakan melalui Indika Nature, mulai memasuki bisnis solusi berbasis alam dengan tujuan memelihara untuk hidup berkelanjutan.
“Tidak hanya aspek bisnis, namun kami mencoba membangun ekosistem untuk memastikan keberlanjutan di masa depan,” ungkapnya di COP27 dalam sesi McKinsey: Scaling New Green Businesses and Climate Resilience & Energy Transition beberapa waktu lalu.
Leonardus melanjutkan, percepatan bisnis harus dilakukan selaras dengan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Maka Indika Nature bekerja secara kolaboratif dengan komunitas untuk mencari solusi untuk mengatasi masalah kesejahteraan yang tengah dihadapi masing-masing komunitas. Harapannya platform ini dapat membawa perubahan lingkungan dan perilaku menuju keberlanjutan.
Lebih lanjut Leonardus mengungkap, hingga saat ini perseroan tengah mengembangkan hutan tanaman sebagai bahan baku biomassa industri wood pellet.
"Dengan mengelola lahan seluas 170 ribu hektare di mana 15.000 hektar di antaranya ditanami kaliandra. Produksi perdana dijadwalkan terjadi pada akhir 2023,” jelasnya.
Dalam Kesempatan yang sama, Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Dadan Kusdiana mengatakan, untuk Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk terus mendorong penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT). Transisi energi terbarukan berbasis produk kehutanan menjadi salah satu opsi yang potensial untuk terus berkembang dengan SDA yang dimiliki Indonesia.
“Penggunaan energi terbarukan harus bisa mengakselerasi pembangunan rendah karbon dan mengamankan suplai energi di dalam negeri,” ungkap Dadan beberapa waktu lalu.
Pemerintah bertekad untuk memenuhi target bauran EBT 23% pada 2025 dan mencapai net zero emissions sektor energi pada tahun 2060. Dengan sumber EBT bisa berasal dari tenaga surya, angin, hidro, nuklir atau biomassa.
Menurutnya Indonesia memiliki sejumlah spesies tanaman penghasil kayu energi yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung cofiring karena memiliki nilai kalori yang tak kalah dengan batubara. Diantaranya adalah akasia, gamal, dan kaliandra sejalan dengan apa yang dimiliki Perseroan.
Sekadar Informasi, COP merupakan ajang konferensi yang mengangkat isu perubahan iklim global serta menawarkan kesempatan bagi para pemimpin dunia untuk fokus pada agenda perubahan iklim demi kemakmuran ekonomi masa depan. Dalam gelaran COP ke-27 (COP27) yang dilangsungkan di Mesir pada awal November 2022 dihadiri oleh perwakilan 200 negara termasuk Indika Nature dari Indika Energy.
Di mana untuk mengatasi krisis tidak hanya membutuhkan pendanaan namun juga perlu mengadaptasi sistem dan cara kerja. Pengurangan emisi karbon oleh sektor swasta menjadi prioritas. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan fokus pada investasi hijau dan pengembangan energi hijau.
Peningkatan yang bertujuan pada pelaksanaan pengayaan dapat dilakukan di luar hutan produksi. Pada kawasan hutan konservasi, kegiatan rehabilitasi melalui pengayaan spesies dapat dilakukan sebagai bagian dari kegiatan restorasi ekosistem yang bertujuan untuk mengembalikan struktur vegetasi.