Ekonomi & Pariwisata
Gubernur Bali Pastikan Bangun Pariwisata Berbasis Budaya Berorientasi Kualitas
Badung, Balinesia.id - Gubernur Bali, Wayan Koster menegaskan pariwisata yang dibangun di Bali adalah pariwisata yang berbasis budaya dan berorientasi pada kualitas.
"Pariwisata kita dorong dengan ekosistem yang baik, sehingga struktur ekonomi Bali lebih kuat dan kokoh. Bali yang berdikari di bidang ekonomi, harmonis pada alam, ramah lingkungan, menjaga kearifan lokal, berdaya saing dan berkelanjutan,” urai Gubernur Koster.
Gubernur Koster menegaskan itu saat membuka Musyawarah daerah Pengurus Daerah Federasi Serikat Pekerja Pariwisata, (PD FPS Par–SPSI) Provinsi Bali di Bali Plagoo Hotel, Nusa Dua, Badung pada Senin 6 Desember 2021.
- Dilema BUMN Pertamina di Tengah 'Permainan' Harga Keekonomian Migas Dunia
- JNE Wujudkan Nilai Spiritual dalam Kebiasaan Memberi, Menyantuni dan Menyayangi
- Pemerintah Berencana Naikkan CHT, APTI: Sebaiknya Singel Digit
Pada masa kepemimpinannya, sangat konsen dalam perbaikan tata kelola pariwisata di Pulau Dewata, sekaligus menepis anggapan bahwa pariwisata tidak menjadi prioritasnya lagi.
“Justru Saya ingin tata pariwisata Bali dengan lebih baik lagi, agar semakin baik, berkualitas, berkelanjutan sehingga mampu memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Bali,” tandas Gubernur Wayan Koster.
Pihaknya menyampaikan kebijakan-kebijakan yang sedang dijakankan melalui Pergub dan Perda, salah satu tujuannya adalah mengembalikan aura dan taksu Bali, sehingga mampu meningkatkan citra dan nama baik Bali di mata internasional.
Dicontohkan, Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 28 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Pariwisata Bali. Pergub ini diluncurkan bersamaan dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2020 tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali. Lalu ditambah lagi Pemerintah Provinsi Bali mensosialisasikan Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Pengunaan Busana Adat.
Kemudian, Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali, hingga Pergub Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali.
“Semua kebijakan ini untuk membangkitkan kembali aura Bali,“ tukas Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
- Asumsi Ekonomi Makro APBN Meleset, Harga BBM dan Elpiji Digencet
- IDCloudHost Percepat Pemulihan Pelanggan Terdampak Kebakaran Gedung Cyber I
- Waskita Karya Rampungkan Divestasi Empat Jalan Tol, Bidik Dana Segar Rp8 Triliun
Peraturan Gubernur Bali nomor 45 tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih, serta Pergub 48 tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai dan Pergub Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai semakin membuat citra Bali harum di mata dunia.
Demikian juga, pembangunan infrastruktur pendukung dan pengembangan destinasi-destinasi wisata baru akan turut mendukung terciptanya iklim pariwisata yang lebih baik lagi.
Shorcut Singaraja-Denpasar 1-6 selesai, dan dilanjutkan sampai titik 9-10 plus titik 11. Pelabuhan Segitiga Bias Munjul, Nusa Ceningan- Sampalan, Nusa Penida-Sanur, Denpasar, Pusat Kebudayaan Bali, Tol Gilimanuk-Mengwitani, hingga Benoa Marine Tourism Hub dan lainnya.
"Tidak pernah ada pembangunan seperti ini di Bali sebelumnya, terpikir pun tidak pernah,” tegasnya lagi.
Karenanya, Gubernur Wayan Koster menjamin kedepan sektor pariwisata akan tetap menjadi primadona dan bahkan akan terus ditingkatkan namun akan perlahan diseimbangkan dengan sektor lainnya di bali seperti pertanian, perikanan kelautan, industri, UMKM, dan lainnya.
Hanya persentase-nya di perekonomian Bali yang berkurang, artinya sektor lain akan mengejar nilai ekonomis yang didapatkan sektor pariwisata sehingga lebih seimbang dari hulu ke hilir.
"Pariwisata maju, pertanian dan sektor lainnya juga maju. Lebih harmonis dengn yang lain, maka perekonomian Bali akan lebih kuat dan kokoh,” ujar alumnus ITB Bandung ini. (roh) ***