Baliview
Diciptakan Rektor UNR, Tari Kul-kul Disaksikan Presiden Majelis Umum PBB
Badung, Balinesia.id – Tari Kul-kul yang merupakan tari kreasi baru ciptaan Rektor Universitas Ngurah Rai (UNR) Dr. Ni Putu Tirka Widanti, M.M., M.Hum disaksikan perdana oleh Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Abdulla Shahid.
Abdulla Shahid turut menjadi penabuh pengiring tari kul-kul dengan memainkan instrumen gangsa, bertempat di Green School Bali, Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Kamis, 26 Mei 2022. Tirka Widanti mengatakan dirinya butuh waktu lima bulan untuk menggarap tarian baru tersebut. Ia mengatakan tarian itu terinspirasi dari Yayasan Kul-kul yang ia dirikan 17 Februari 2007 silam. Yayasan Kul-kul merupakan badan hukum penyelenggara pendidikan di Green School Bali. Filosopi yang terkandung di dalamnya pun sangat dalam.
Tirka mengatakan kulkul (kentongan) merupakan alat komunikasi tradisional Bali berupa alat musik bunyi yang umumnya terbuat dari kayu atau bambu, dan merupakan warisan luhur. Dalam setiap organisasi adat di Bali, setidaknya ada satu kulkul.
Baca Juga:
- https://balinesia.id/read/refreshing-mancing-sembari-mencicipi-olahan-ikan-segar-di-klungkung
- https://balinesia.id/read/lima-aset-kripto-diproyeksikan-alami-bullish-jelang-juni-2022-apa-saja
- https://balinesia.id/read/meneladani-konsep-kepariwisataan-berkelanjutan-ida-pedanda-nabe-gede-dwija-ngenjung
Sebagai benda suci dalam filosofi Hindu Bali, kul-kul diyakini memiliki dewa penjaga; Iswara. Ia dipuja sebagai pemberi kekuatan bagi kulkul di prabawa sebagai Sang Kala Genter dan Gentar. “Artinya kulkul adalah benda sakral yang sejak awal pembuatannya melalui ritual khusus. Ada daya gaib dalam kulkul. Makanya tidak heran ia bisa menunjukkan kejadian-kejadian aneh di luar nalar manusia,” jelas Tirka Widanti.
Dalam tari yang berdurasi empat menit ini, ada sebuah sesi di mana penabuh dan penari memainkan kul-kul bambu. Tujuannya, untuk mengingatkan manusia belajar dari filosopi pohon bambu yang memiliki karakter kuat, tangguh, ulet, dan lentur. Karakter tersebut merupakan falsafah hidup untuk tetap tegak menghadapi permasalahan kehidupan.
Hal itu juga yang mendasari hampir 100 persen bangunan di Green School Bali menggunakan bahan bambu sebagai wujud komitmen yang kuat menjaga masa depan ramah lingkungan. “Terbukti di tengah kemajuan teknologi informasi, kulkul tetap ajeg sampai saat ini,” kata Tirka.
Tirka juga memanfaatkan momentum emas tersebut memperkenalkan permainan tradisional Bali yang nyaris punah, yakni kasti kepada petinggi PBB. “Saya memang bukan orang seni yang totalitas. Tapi saya senang dan bisa menari sejak kecil. Termasuk senang dengan permainan tradisional,” katanya.
Kunjungan Pimpinan PBB itu diakhiri dengan penyerahan sejumlah buku karya Tirka Widanti kepada Abdulla Shahid. “Saya juga menyerahkan beberapa buku bertema perempuan hasil karya saya sendiri dan ada hasil kolaborasi dengan penulis lain. Semua buku itu terbitan UNR Press,” kata dia. ast