Ekonomi & Pariwisata
Delapan Investor Siap Investasikan Rp156 Miliar, Kembangkan Industri Perikanan Indonesia Timur
Jakarta, Balinesia.id – Delapan investor dalam negeri berminat menanamkan investasi senilai Rp156 miliar untuk mengembangkan industri perikanan di Indonesia timur.
Ketertarikan para investor ini tidak lepas dari upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang gencar mempromosikan peluang investasi usaha kelautan dan perikanan membuat iklim investasi tumbuh positif.
Para investor ini berencana mengembangkan usaha di bidang budidaya udang, pengolahan ikan, dan pemasaran rumput laut.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti bersyukur ada delapan investor berminat untuk berinvestasi di sektor kelautan dan perikanan di wilayah Indonesia timur
Wilayah yang dilirik oleh investor tersebut meliputi Kabupaten Sumbawa dengan minat investasi budidaya udang senilai Rp80 miliar serta pengolahan tuna dan rajungan senilai Rp10 miliar.
"Kemudian pembangunan pabrik es senilai Rp500 juta dan pembangunan Unit Pengolahan Ikan (UPI) untuk produk ikan segar serta ikan beku senilai Rp45 miliar untuk Kabupaten Mimika," sebut Artati melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (30/7/2022).
Untuk Kabupaten Flores Timur, investor berminat untuk investasi di UPI senilai Rp20 miliar dan juga pembangunan pabrik es senilai Rp500 juta.
Direktur Usaha dan Investasi Ditjen PDSPKP, Catur Sarwanto memastikan akan segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat. Di saat bersamaan, dia siap mendampingi para investor yang telah mengajukan minat investasi agar dapat merealisasikan investasinya.
Dalam kegiatan promosi peluang investasi di Makassar beberapa waktu lalu, Catur memastikan PDSPKP juga menawarkan kesempatan untuk berinvestasi di Kota Parepare.
Jika merujuk RJPMN 2019, Kota Parepare telah diarahkan untuk menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dengan fokus sebagai pusat industri pengolahan.
Penetapan ini bertujuan untuk mendorong kegiatan ekonomi dan agroindustri di kawasan sekitarnya seperti Kabupaten Barru, Pinrang, Sidrap dan Enrekang. Selain itu, Kota Parepare juga termasuk dalam kawasan strategis nasional (KAPET).
"Potensi perikanan Kota Parepare terdiri dari usaha perikanan tangkap, pengolahan dan budidaya. Untuk potensi tambak sebesar 64 Ha dan kolam 3.355 Ha, tentu ini juga peluang investasi yang kami tawarkan," jelasnya.
Pada forum sama, praktisi pasar ekspor Jepang, Imelda Ropaz mengurai peluang pasar produk perikanan di Negeri Sakura. Saat ini, Jepang masih bergantung pada produk impor dengan kontribusi impor terbesar berasal dari Tiongkok sebanyak 18,1%, sedangkan Indonesia menyumbangkan kontribusi 4,9%.
Menurut data 2021, mitra dagang utama ekspor udang ke Jepang adalah India, Vietnam, Argentina, Indonesia dan Thailand. Lalu Taiwan, Tiongkok, Korea Selatan, Malta dan Maroko menjadi mitra dagang utama untuk produk tuna.
"Jadi terdapat 3 faktor yang harus dipertimbangkan untuk penguatan daya saing produk ke Jepang yakni penelusuran data produk, inspeksi pasar dan menemukan partner/buyer yang tepat," tutupnya saat memotivasi pelaku usaha untuk melirik pasar Jepang. ***