Bongkar Profil Yvon Chouinard, Sosok Bos Patagonia yang Sumbangkan Rp48 T untuk Lawan Krisis Iklim

Bongkar Profil Yvon Chouinard, Sosok Bos Patagonia yang Sumbangkan Rp48 T untuk Lawan Krisis Iklim (changecreator)

JAKARTA – Yvon Chouinard, triliuner sekaligus pendiri perusahaan pakaian outdoor Patagonia, membuat langkah revolusioner dengan menyumbangkan kepemilikan perusahaannya yang bernilai sekitar US$3 miliar (setara Rp48,7 triliun) untuk mendukung upaya melawan perubahan iklim (climate change).

“Bumi sekarang menjadi satu-satunya pemegang saham kami. Sementara kami melakukan yang terbaik untuk mengatasi krisis lingkungan, itu tidak cukup. Kami perlu menemukan cara untuk mengeluarkan lebih banyak uang untuk memerangi krisis sambil menjaga nilai-nilai perusahaan tetap utuh,” katanya.

Yvon Chouinard, seorang pemanjat tebing sukses yang kemudian menjadi triliuner, bersama keluarganya memindahkan kepemilikan Patagonia ke dua entitas baru yang dibentuk, yaitu Patagonia Purpose Trust dan organisasi non-profit Holdfast Collective.

Kedua entitas tersebut akan memastikan keuntungan yang diperoleh Patagonia digunakan untuk mengatasi krisis iklim dan melindungi lahan yang belum berkembang di seluruh dunia. Patagonia menargetkan untuk menghasilkan dan menyumbangkan sekitar US$100 juta setiap tahun, meskipun jumlah tersebut akan tergantung pada kesehatan bisnis.

Dilansir dari The Washington Post, perusahaannya yang didirikan pada 1973 dilaporkan bernilai US$3 miliar. Ia memiliki kekayaan bersih US$1,2 miliar menurut Forbes (Rp19,5 triliun). Pendekatan Yvon bersifat revolusioner pada masanya, memprioritaskan dampak lingkungan di samping kualitas dan profitabilitas produk.

Saat ini, Patagonia merupakan perusahaan B, sebutan untuk perusahaan swasta yang memenuhi standar tertinggi dalam hal lingkungan, sosial, dan tata kelola yang ditetapkan oleh B Lab, sebuah organisasi nirlaba global.

Bisnis pakaiannya dimulai pada tahun 1970-an ketika Chouinard mengimpor kaos rugby dari Inggris dan menjualnya kepada para pendaki.

Yvon Chouinard lahir pada tahun 1938 di Maine, AS, dan masa kecilnya ditandai dengan hubungan yang kuat dengan alam, yang dipupuk oleh kepindahan keluarganya ke California Selatan saat ia berusia tujuh tahun. Di sana, ia menemukan kecintaannya pada panjat tebing, sebuah kegiatan yang tidak hanya memengaruhi kehidupan pribadinya tetapi juga perjalanan bisnisnya di masa depan.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Patagonia memperoleh bahan pakaian yang ramah lingkungan dan setiap tahun menyumbangkan 1% dari total penjualannya kepada aktivis akar rumput. Dalam suratnya, disebutkan perusahaan berencana untuk terus melanjutkan upaya tersebut. 

Pada bulan Mei 2013, Patagonia meluncurkan Tin Shed Ventures yang menyediakan pendanaan awal untuk perusahaan rintisan yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.

Di bawah kepemimpinannya, Patagonia meluncurkan berbagai inisiatif keberlanjutan yang inovatif. Salah satunya adalah program “Worn Wear” yang diperkenalkan pada 2013, yang mendorong pelanggan untuk memperbaiki dan menggunakan kembali pakaian mereka alih-alih membeli yang baru. Inisiatif ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga menantang model industri mode cepat yang dominan saat ini.

Pada 2022, sekitar 88% produk Patagonia dibuat dari bahan daur ulang atau terbarukan, seperti poliester daur ulang dan kapas yang ditanam secara organik. Patagonia menargetkan untuk menggunakan 100% bahan tersebut dalam produknya pada tahun 2025. Perusahaan juga mengungkapkan telah mengandalkan 100% energi terbarukan di toko, kantor, dan pusat distribusinya.

Selain pengaruhnya di dunia ritel dan korporasi, ia merupakan seorang advokat yang lantang dalam isu-isu lingkungan, memanfaatkan platformnya untuk menarik perhatian pada masalah-masalah seperti perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pentingnya melindungi ruang liar.

Ia menyuarakan Sebagian isu tersebut melalui bukunya, termasuk Let My People Go Surfing dan The Responsible Company.

Atas kontribusinya, ia telah menerima berbagai penghargaan dan penghormatan. Pada 2013, ia dimasukkan ke dalam American Marketing Association Hall of Fame berkat kampanye pemasaran inovatif perusahaannya, dan pada 2019, ia dianugerahi Inamori Ethics Prize dari Case Western Reserve University atas kepemimpinannya yang etis dalam dunia bisnis.

“Saya tidak pernah ingin menjadi pengusaha. Saya memulai karier sebagai pengrajin, membuat perlengkapan pendakian untuk saya dan teman-teman, lalu beralih ke bisnis pakaian. Ketika kami mulai menyaksikan luasnya pemanasan global dan kerusakan ekologi, serta kontribusi kami terhadapnya, Patagonia berkomitmen untuk menggunakan perusahaan kami guna mengubah cara berbisnis.”

“Jika kami dapat melakukan hal yang benar sambil menghasilkan cukup uang untuk membayar tagihan, kami dapat memengaruhi pelanggan dan bisnis lain, dan mungkin mengubah sistem di sepanjang jalan,” sambungnya, dilansir dari Sustainbility Magazine.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 21 Nov 2024 

Editor: Redaksi

Related Stories