Ekonomi & Pariwisata
BI Harapkan UMKM Lokal Pahami Tren Pasar Eropa dan Australia
Denpasar, Balinesia.id- Para pelaku UMKM lokal diharapkan bisa memahami standar dan tren pasar Eropa dan Australia agar bisa menembus ekspor bersaing dengan negara lainnya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Rizki Ernadi Wimanda menyampaikan itu dalam Talkshow digelar Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali dengan topik “Peluang dan Tantangan Ekspor Kopi ke Eropa dan Australia” sebagai rangkaian acara “Bali Jagadhita Culture Week 2021” (BJCW 2021), Selasa (5/10/2021.
Rizki berharap kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan kepada UMKM lokal terkait tren pasar dan standar yang diperlukan untuk mulai bisa mengekspor produk kopi, khususnya ke pasar Eropa dan Australia
Talkshow ini merupakan bagian dari kegiatan BJCW 2021 yang selaras dengan kegiatan flagship Bank Indonesia yaitu Karya Kreatif Indonesia (KKI) yang mengangkat tema “Sinergi, Globalisasi, dan Digitalisasi UMKM dan Sektor Pariwisata”.
Dia menyebutkan, berdasarkan hasil survei Bank Indonesia terhadap 63 UKM yang ada di kawasan Bali dan Nusa Tenggara, 56% UKM mengalami penurunan penjualan di semester I 2021.
Pemberlakuan PPKM darurat di bulan Juli memperparah penurunan penjualan menjadi 73%. Sebagian besar (39%) mengalami penurunan antara 20-50%.
Hasil survey juga menyatakan, penggunaan e-commerce dalam penjualan produk ke luar negeri juga masih minim.
Hanya 11% yang memanfaatkan e-commerce lokal dan hanya 2% yang memanfaatkan e-commerce global, seperti AliBaba.com untuk komoditas kopi.
"Namun demikian, penurunan ini tidak berpengaruh terhadap UMKM dengan produk berorientasi ekspor khususnya Kopi," katanya menegaskan.
Indonesia menduduki peringkat ke-3 pengekspor kopi terbesar setelah Brazil dan Vietnam, serta produsen kopi terbesar ke-4 di dunia.
Selain itu, Balai Karantina Pertanian Denpasar mencatat ekspor biji kopi Bali pada 2020 mengalami peningkatan cukup signifikan hingga 47% (yoy).
Mery Indriasari selaku Atase Perdagangan Brussel), menjelaskan keuntungan yang didapat UMKM jika berhasil masuk ke pasar Uni Eropa adalah sistem single market atau custom union.
Pemasaran sebuah produk tidak hanya ke satu negara saja, tetapi juga ke beberapa negara di Uni Eropa.
Untuk itu, produk yang ingin dipasarkan harus berdaya saing tinggi, terstandarisasi dan mengikuti tren perkembangan dimana produk yang digemari konsumen Eropa saat ini adalah produk yang ramah lingkungan dan sehat. (roh)