Baliview
Belasan Siswa Smansa Denpasar Terpapar Covid-19, Disdikpora Bali Dukung PJJ
Denpasar, Balinesia.id - Langkah Sekolah Menengah Atas Negeri 1 (Smansa) Denpasar Bali menghentikan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) menyusul kasus 15 siswa positif terpapar Covid-19 dinilai sudah tepat.
Smansa Denpasar menghentikan kegiatan PTM dan kembali menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh atau dalam jaringan per Rabu 26 Januari 2022.
Menurut pengamat pendidikan, IGB Arthanegara, kebijakan pemerintah, termasuk Satgas Covid-19 perlu mendapat dukungan demi pencegahan penyebaran virus Covid-19..
- Kemenparekraf Dorong Pengelola Destinasi Gunakan Transmisi Rendah Emisi
- Wali Kota Eric Adams Ingin Jadikan New York sebagai Pusat Cryptocurrency dan Inovasi Keuangan
- Jalan Malioboro Simpan Kisah Perjalanan Manusia dari Lahir hingga Kembali kepada Sang Pencipta
Meski diakuinya, PTM sangat penting diselenggarakan untuk mengejar 'ketertinggalan' pendidikan selama masa pandemi Covid-19, namun bagaimanapun, kesehatan adalah hal yang utama.
"Kalau saya sebaiknya ikuti petunjuk pemerintah dan satgas. Protokol kesehatan di lembaga pendidikan juga harus terus diperketat," kata Arthanegara yang alumni Smansa Denpasar melalui sambungan telepon.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Provinsi Bali IKN Boy Jayawibawa memastikan infrastruktur prokes sudah sangat ketat di semua sekolah, khususnya di Smansa Denpasar.
- OJK Larang Lembaga Jasa Keuangan Fasilitasi Kripto, Masyarakat Diingatkan Risiko Investasi Aset Digital
- KKP Perkuat Sisi Hilir Perikanan, Bangun Gudang Beku Berkapasitas 300 Ton di Indramayu
- Berangsur Stabil, Harga Bahan Pokok di Pasar Badung
Hal itu berdasarkan hasil pemantauan langsung ke lapangan.
"Kemungkinan ada yang bermain di rumah temannya usai pulang sekolah, di sanalah terpaparnya," jelas Boy Jayawibawa.
Boy Jayawibawa mengaku belum mengetahui secara detail belasan siswa tersebut apakah memiliki kategori gejala penyakit atau tanpa gejala (OTG) Covid-19.
Awalnya, seorang pelajar yang ditengarai sakit, kemudian dilakukan langkah tracing dan testing ke siswa lainnya.
"Ternyata hasil tes menunjukkan benar ada 6 orang anak kelas X positif Covid-19 kemudian kelas XII ini dinamis dan berkembang didapati ada sebanyak 9 orang positif Covid-19," tuturnya.
Sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri PTM pada masa pandemi sekolah tersebut ditutup dahulu 14 x 24 jam atau dua minggu.
Jika siswa tetap datang ke sekolah maka kondisinya bisa mengkhawatirkan, rawan penyebaran Covid-19.
"Saya sarankan agar pembelajarannya tetap daring, jangan tatap muka dahulu," pungkas Boy Jayawibawa. (pnd/roh)