Ekonomi & Pariwisata
Apresiasi Seminar LPS IDIC, Menko Luhut: Indonesia Terus Promosikan Pembangunan Berkelanjutan
Badung, Balinesaia.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengapresiasi Seminar Internasional Lembaga Penjamin Simpanan atau Indonesia Deposit Insurance Corporation (LPS IDIC) karena Indonesia terus mempromosikan pembangunan berkelanjutan.
Para lembaga penjamin simpanan internasional, baik yang tergabung di International Deposit Insurers (IADI) atau bukan dipertemukan dalam seminar sebagai side events (kegiatan sampingan) Presidensi G20 2022.
Luhut Binsar Panjaitan mengapresiasi LPS yang menggelar forum seperti ini, sebab Indonesia masih perlu melakukan transformasi ekonomi dengan mempromosikan pembangunan berkelanjutan.
- Kawal Target NZE Forum G20, Subholding Gas Pertamina Perluas Pemanfaatan Gas Bumi CNG dan LNG Bali
- Menteri Trenggono: Ekonomi Biru untuk Menahan Laju Perubahan Iklim
- Muliakan Laut, Yayasan Puri Kauhan Ubud Rilis Arnawa Mahā Amrêta
"Terutama dalam kaitannya dengan program penjaminan yang erat kaitannya dengan stabilitas keuangan dan perbankan nasional," tegasnya dalam sambutan Seminar Internasional Lembaga Penjamin Simpanan atau Indonesia Deposit Insurance Corporation (LPS IDIC).
Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia membawa tantangan karena memiliki dampak lingkungan dan sosial. Termasuk polusi, degradasi dan deforestasi hutan, serta ketimpangan pendapatan.
Indonesia juga sedang berjuang dengan krisis lain: perubahan iklim, yang berdampak parah pada lingkungan fisik, ekosistem, dan masyarakat manusia.
- IDCloudHost Sediakan Layanan Komputasi Awan Baremetal Instan Data Center Tier-4 di DCI Indonesia
- Luncurkan Aplikasi iDebKu, OJK Tingkatkan Kemudahan Akses Masyarakat terhadap Informasi Debitur
- Pemerintah Naikan Plafon KUR hingga Rp373,17 Triliun
Menurutnya, sebagai negara kepulauan terbesar dengan dataran rendah dan pulau-pulau kecil yang luas, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim,.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan, LPS mengajak lembaga penjamin simpanan internasional untuk bersama-sama mengambil peranan aksi nyata dalam mendorong ekonomi yang lebih berkelanjutan dan hijau.
Seruan itu sebagaimana juga mengemuka dalam Seminar Internasional Lembaga Penjamin Simpanan atau Indonesia Deposit Insurance Corporation (LPS IDIC) resmi dihelat di Nusa Dua, Bali, Rabu 8 November 2022.
Seminar mengangkat tema “Perubahan Iklim, Dekarbonisasi, Keberlanjutan, dan Ekonomi Hijau” dalam program penjaminan dan hubungannya yang erat dengan peningkatan perekonomian suatu negara.
Lanjut Purbaya Yudhi Sadewa, ingin mendorong semua penjamin simpanan di seluruh dunia, apakah anda anggota International Association of Deposit Insurers (IADI) atau bukan, untuk menyerukan tindakan nyata untuk melawan perubahan iklim.
"Dan mendorong ekonomi yang lebih berkelanjutan dan hijau,” ujar Purbaya Yudhi Sadewa.
Berdasar pengamatannya, Iklim bumi telah berubah secara dramatis, dimana semakin banyak bencana yang berkaitan dengan cuaca, iklim dan air terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagaimana catatan Bank Dunia, dampak perubahan iklim, yang meliputi banjir, kekeringan, pergeseran pola curah hujan, dan kenaikan suhu, dapat merugikan suatu negara antara 2,5%-7% dari PDB negara tersebut.
Keadaan darurat iklim ini, kata Purbaya Yudhi Sadewa, tidak bisa diabaikan dan menjadi kewajiban bersama untuk memimpin jalan melindungi Bumi.
"Demi mencegah krisis iklim yang lebih besar," katanya mengingatkan.
Ditegaskan, langkah nyata yang dilakukan sebagai satu tindakan kecil, itu akan membuat perbedaan besar untuk mengurangi perubahan iklim.
"Kami percaya bahwa kita masih memiliki harapan untuk planet yang lebih baik terutama untuk generasi kita selanjutnya," sambung Purbaya Yudhi Sadewa.
Karenanya, perlu segera mengambil tindakan bersama, khususnya para penjamin simpanan di seluruh dunia.
Turut hadir pada pertemuan ini, mantan PM Selandia Baru periode 1999-2008 Helen Clark dan delegasi dari 25 negara antara lain dari kawasan Asia, Eropa dan Afrika di antaranya, Swedia, Georgia, Albania, Jepang, Korea Selatan dan Ghana. ***