Baliview
150 ODHA di Buleleng Terima Bantuan Sembako
Bulelang, Balinesia.id – Sebanyak 150 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kabupaten Buleleng menerima bantuan sembako. Bantuan diserahkan langsung oleh Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, yang juga sekaligus Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Buleleng, Kamis, 19 Agustus 2021.
Sutjidra memaparkan saat ini ODHA di Kabupaten Buleleng tercatat sejumlah 2.400 orang, sedangkan kasus aktif HIV/AIDS sebanyak 1883 orang. “Penanganan kesehatan dan obat-obatannya, itu semua kami fokuskan.1883 ini yang kita perhatikan, mendapatkan pendampingan dan pengobatan,” katanya.
Setiap ODHA itu memiliki pendamping yang bertugas untuk memberikan semangat dan pemahaman. Misalkan, saat seorang ODHA sakit, pemakaian jarum suntik harus diperhatikan, termasuk transfusi darah juga sangat diperhatikan. "Yang punya bayi diingatkan untuk tidak menyusui bayinya. Pendamping selalu mengingatkan hal ini," kata Sutjidra.
Baca Juga:
Dalam proses pendampingan itu, setiap pendamping selalu mengupayakan agar ODHA tidak patah semangat, rendah diri, maupun merasa dikucilkan. Oleh karena itulah orang nomor dua di jajaran Pemkab Buleleng itu berharap ODHA bisa terus beraktivitas seperti seharusnya, namun dengan tetap memperhatikan rambu-rambu yang sudah diberikan.
Beberapa ODHA, lanjutnya, juga diberikan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE). "Ini yang juga istilahnya membantu memberikan semangat kepada mereka untuk bisa tetap bertahan hidup," jelasnya.
Sementara itu, terkait dengan ketersediaan obat Antiretroviral (ARV) untuk ODHA di Kabupaten Buleleng, Sitjidra mengatakan bahwa stok ARV masih tersedia. Pihaknya juga menjelaskan bahwa ARV kini sudah tersedia beberapa tempat, tidak hanya di kota.
“ARV sudah ada di beberapa sentral selain di kota, seperti di Sawan dan Kubutambahan. Ini memudahkan teman-teman ODHA untuk mendapatkan ARV. Tidak harus ke rumah sakit untuk mendapatkan ARV," katanya.
Baca Juga:
Pada kesempatan itu ia juga mengingatkan agar masyarakat dapat menghilangkan stigma negatif terkait ODHA. “Jangan takut orangnya, tapi takutlah dengan virusnya. Kami juga mengimbau kepada desa dan desa adat bahwa teman-teman ODHA agar dapat diterima seperti masyarakat yang lainnya," pungkasnya. jpd